Mohon tunggu...
Sigith Prabowo
Sigith Prabowo Mohon Tunggu... -

i'm the master of my fate, and i'm the captain of my life [Nelson Mandela]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Balada Chentingsari] Datangnya Dua Murid Baru

26 Juli 2011   07:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"eh ndra, denger-denger katanya kita mau diajakin uklam-uklam ke desa rangkat" sigit membuyarkan lamunan hendra.

"heee?? uklam-uklam?? opo kui???" tanya hendra dan jenni setengah terkejut setengah gak mudheng

"mlaku-mlaku a.k.a jalan-jalan kang massssssss" jawab sigit yang menyadari kedua sahabatnya itu tidak mengerti bahasa yang digunakannya.

"maap...maap...lagi ajar bahasa walik'an khas kota apel" sambung sigit lagi sambil cengengesan.

"owalah...tak kiro opo...aku g ngerti tuh rencana jalan-jalannya. emang kemana jhe? sopo wae yg ikut?" hendra nyrocos.

"jalan-jalan?? asyiiiikkkkkkkk" teriak gugun dan jenni serempak sambil lompat-lompat salto jumpalitan di kelas, sampai-sampai menimpa ngashim yang lagi tiduran.

"jalan-jalan kemana e?" ika dan unyil tidak mau kalah penasaran.

"gini...gini...kemaren secara tidak sengaja aku ndengerin bu guru mesha dan pak Yuladi ngobrol tentang akan mengajak jalan-jalan kita. tapi mereka ndak ngomong kapan dan ke mana nya" sigit menjawab pertanyaan teman-temannya.

selagi asyik mengobrol ngalor ngidul ngetan ngulon tentang rencana bu guru mesha dan pak kepsek yula tentang acara jalan-jalan, tiba-tiba pak kepsek yula masuk kelas bersama bu guru mesha. semua terdiam terhenyak terhening terpaku menatap dua makhluk yang ditenteng, eh, digandeng oleh bu guru mesha dan pak kepsek yula.

mereka menatap serius pada dua makhluk yang masih asing bagi mereka. seorang lelaki dengan gaya ala artis korea, dan satu nya lagi seorang gadis yang suka senyum-senyum sendiri.

dalam pikiran pandawa dan ika serta unyil, "ini makhluk dari planet mana ya? bakal nambah aneh ni sekolah" sambil geleng-geleng kepala.

"anak-anak sekalian, hari ini kalian kedatangan teman baru. mereka semua pindahan dari kota. karena merasa di kota sudah sumpek ra nggenah." pak kepsek menjelaskan sambil ngelus-ngelus kumisnya yang sebenarnya tidak ada.

"ayo perkenalkan diri kalian anak-anak" bu guru mesha berkata pada dua makhluk kecil disampingnya.

sang gadis pertama kalinya mendapat giliran untuk memperkenalkan diri. dengan masih suka tersenyum senyum dia memperkanalkan dirinya kepada teman-temannya yang baru.

"teman-teman, perkenalkan nama saya mutiara. kalian bisa memanggil saya muti. mungkin terdengar sedikit berlebihan, tapi memang saya berkilauan seperti mutiara di lautan" muti memulai perkenalannya

"di desa ini saya sementara tinggal di tempat paman dori yang masih ada hubungan saudara jauh dekat Rp.5000 dengan ibu yang masih tinggal di kota" lanjut muti

mendengar itu, para pandawa langsung diam termangu dan terpaku memandangi gadis kecil berjilbab tersebut. hanya unyil dan ika yang terlihat sewot dengan hal ini. sepertinya mereka mendapat saingan.

"wah, iki bocah negjak rame ka..." unyil berkata pada ika

"ho oh nyil....bisa-bisa para pandawa ndak mau main lagi sama kita gara-gara dia" ika menambahkan

lalu setelah muti memperkenalkan dirinya, dedi dengan mantab memperkenalkan dirinnya juga kepada teman-teman barunya. sebelum dedi sempat memperkanalkan dirinya, para pandawa sudah ribut duluan berbisik-bisik.

"eh, kok bocah kui kok mirip sama si carolina ya? mulai dari style sampe gaya jalannya mirip yo?" gugun mengomentari.

"ho oh...mirip tenan. jangan-jangan masih ad hubungan mereka?" sambung ngashim dan mulai lah anak-anak ribut.

"ehem...mohon perhatiannya teman-teman..." dedi berusaha untuk mendapatkan perhatian teman-teman barunya.

"seperti yang dikatakan pak kepsek tadi, saya pindahan dari kota. nama saya kim jihoon, tapi kalian bisa panggil saya dengan nama Dedi" dedi membuka obrolan dan memakai kaca mata hitamnya.

"heee? Kim Jihoon??? nama opo kui?????" pandawa, unyil dan ika terlonjak kaget dengan ucapan dedi.

"ya itu nama keren saya waktu di kota. oya, saya di sini tinggal bersama dukun bambang dan mbak carolina. mbak carolina adalah kakak sepupu saya" sambung dedi lagi.

"sepupu carolina???? whaaaaattttttttttt??????" sekelas shock berat mendengar pengakuan dari dedi. seakan dunia berhenti berputar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun