Mohon tunggu...
Sigith Prabowo
Sigith Prabowo Mohon Tunggu... -

i'm the master of my fate, and i'm the captain of my life [Nelson Mandela]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Chentingsari Gowes [Balada Rem Blong]

20 Februari 2011   06:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:26 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_92004" align="aligncenter" width="218" caption="chentingsari gowess"][/caption] pagi-pagi buta desa chentingsari sudah kasak-kusuk. seperti akan ada acara besar menanti desa kecil yang berada di kaki bukit antah berantah ini. padahal semburat merah pun belum muncul di ufuk timur, dan ayam-ayam pun masih terlelap di dalam tidurnya. tetapi orang-orang di desa ini sudah sangat amat sibuk di pagi buta ini. ternyata usut punya usut, desa ini sedang dalam persiapan untuk acara gowess alian sepeda santai. mumpung hari itu adalah hari libur, maka para peduduk desa sudah merencanakan dari jauh hari acara ini. karena juga mumpung sedang musim bersepeda serta itung-itung olahraga pagi mengurangi polusi udara supaya kualitas udara di desa chentingsari terjaga. berdasarkan kesepakatan, para penduduk berkumpul di alun-alun desa untuk nantinya melewati rute yang sudah di survey oleh pandawa sigit dan gugun, dengan ditemani oleh bu guru mesha serta pak kepsek yula. rute yang dilewati cukup menyenangkan, karena nantinya akan melewati sebuah desa lama peninggalan keraton jaman dahulu, namanya "desa gede". setelah semua berkumpul, maka perjalanan dimulai. akan tetapi ternyata ada dua orang yang ketinggalan, yaitu paman dori yang ternyata belakangan diketahui ketiduran, ibunda gugun yang sepertinya juga ketiduran, serta Ngashim yang menurut ibunya sedang sakit. walau begitu, acara gowes tetap berlanjut. ada yang unik di hari ini, karena untuk kali ini antara pandawa dan unyil berdamai. sebenernya hal ini lebih dikarenakan unyil tidak bisa memakai sepeda yang cukup besar untuk dirinya. maka dari itu dia membonceng pada sigit, sebab ibu mesha nggak mau mboncengin unyil. berat katanya. perjalanan berlangsung menyenangkan sampai pada saat memasuki kawasan desa gedhe. saat izzah, ibunda ngashim, menyadari bahwa rem sepeda nya ternyata blong!! izzah menjadi panik karena jalanan yang dilalui ternyata menurun dan di depan ada sebuah bus yang sedang berhenti. akan tetapi, dengan sigapnya izzah menghindari bus dan meluncur ke parkiran sebuah toko. selamat, itu kata izzah. melihat hal tersebut, para penduduk chentingsari lain bukannya ikutan panik, tetapi malah tertawa terbahak-bahak melihat izzah yang menghindar layaknya seorang pembalap professional. mengalahkan valentino rossi dan casey stoner. sampai-sampai sepanjang perjalanan menuju masjid gedhe izzah masih saja menjadi trendtopic dengan kehebatanya menghindari bus tersebut. sesampai di desa gedhe, para penduduk beristirahat sejenak menikmati adem nya daerah komplek masjid gedhe. beristirahat sambil ngobrol satu dengan yang lain. dan pembicaraan tentu saja masih tentang rem sepeda izzah. sampai-sampai babeh pun berniat mencarikan bengkel sepeda untuk membetulkan sepeda izzah, karena kasihan pada ngashim jika ibunda nya kenapa-kenapa. akan tetapi syukurlah rute selanjutnya datar-datar saja, sehingga izzah pun bisa bernafas lega. beranjak siang, mentari pun bersinar terik. sepertinya sudah saatnya kembali ke desa chentingsari. setelah puas menikmati perjalanan, serta pesona desa gedhe. menikmati berjalan-jalan di masjid gedhe yang jaman dulu nya merupakan komplek keraton desa gedhe. menikmati wisata budaya sekaligus menyehatkan fisik dengan berolahraga, serta tentunya juga olah raga jantung karena rem sepeda yang blong :)

12981819371944857501
12981819371944857501
12981825311701009869
12981825311701009869
129818214726499536
129818214726499536
12981825631264501182
12981825631264501182

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun