[caption id="attachment_87444" align="aligncenter" width="300" caption="canting"][/caption] suatu malam di pertengahan tahun 2010, aku berkunjung ke kosan seorang teman. sekedar mengusir suntuk karena seharian berada di kos tanpa melakukan banyak hal yang berguna. maka kos teman ku adalah tujuan yang cukup logis dan cukup membantu menghilangkan suntuk. saat itu kulihat temanku sedang ber internetan ria dan membuka sebuah page group di Facebook, yang kemudian aku tau bahwa itu salah satu komunitas dari kompasiana. tepatnya kompasianer Jogja. canting, itulah namanya. sebuah group yang mengakomodir kompasianer Jogja (dulu pikiranku seperti itu). pada awalnya aku tidak begitu mengenal maksud dan tujuan komunitas ini. karena memang baru saja belajar jadi blogger. sampai pada suatu sore di sasono hinggil aku diajak ketemuan dengan mereka untuk pembagian kaos dan beberapa pembahasan (yang pada waktu itu aku juga gak ngerti sama sekali membicarakan tentang apa). dari pertemuan itulah aku mulai mengenal teman-teman canting. mulanya aku pikir ini adalah kumpulan orang-orang yang hobi membahas hal yang berat-berat, tetapi ternyata berawal dari pertemuan sore itu aku mengenal mereka sebagai orang-orang dengan pemikiran bebas. bebas berekspresi. tanpa harus terlalu memikirkan hal-hal seperti menjaga image. ya bahasa kasarnya mereka itu humoris dan absurd.hehehe seiring berjalannya waktu, aku menjadi sering ikut berkegiatan dengan mereka. berbagi canda tawa dan cerita baik melalui internet, maupun berkumpul. seiring berjalannya waktu pula aku mulai akrab dengan banyak teman-teman canting, bahkan yang belum pernah kutemui sekalipun. itulah hebatnya tekhnologi. hehehe kebersamaan dalam kegiatan maupun sekedar ngumpul-ngumpul membuatku merasakan bahwa mereka adalah bagian dari hidupku. mulai dari mendengarkan "curhatan" seorang tokoh, "minta" kaos di pesta blogger, hingga berbagi dengan korban merapi. sampai yang masih berjalan adalah kegiatan 1000 Burung Kertas. betapa sebuah penyaluran "need" eksistensi diri jika melihat dari teori Psikologi Maslow. yaitu kebutuhan untuk eksis sesuai dengan minat kepribadian kita. kebersamaan ini pula yang membuatku tidak menganggap mereka sebagai sebuah komunitas. tetapi lebih sebuah keluarga. walau keluarga absurd. hehehe. karena kutemukan sebuah kebebasan dalam kehidupan baru dalam candaan kami yang kadang dianggap "keterlaluan" bagi yang tidak paham, ataupun dalam berkegiatan, di mana kami tidak hanya berkumpul untuk bersenang-senang atas nama pribadi, tetapi juga bagaimana membaginya dengan orang lain. sebuah hal yang lama tidak kutemukan semenjak meninggalkan komunitas ku di kampus dan setelah ditinggal beberapa teman yang sudah selesai kuliah. dan sejarah baru dalam hidup telah kutulis bersama kumpulan orang-orang absurd ini. hehehe selamat ultah canting. sekarang dan selamanya kalian keluargaku :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H