Mohon tunggu...
Muzrima AnzaldiS
Muzrima AnzaldiS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Administrasi publik Umsida

Semoga isi dari artikel saya menambah wawasan serta manfaat untuk pembacanya:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Tepat Guna Pemanfaatan Limbah Organik di Desa Bluru Kidul Sidoarjo

1 April 2021   11:30 Diperbarui: 1 April 2021   11:31 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mikro Organisme Lokal (MOL) merupakan produk yang dihasilkan dari proses fermentasi dari substrat/bahan tertentu yang diperbanyak dengan bahan alami mengandung karbohidrat (gula), protein, mineral, dan vitamin. Peran MOL adalah untuk mendegradasikan bahan-bahan seperti bahan organik untuk diproses menjadi kompos/pupuk organik, biourine (pupuk cair).

Limbah yang dapat digunakan dalam proses pembuatan MOL diantaranya adalah limbah rumah tangga yang berupa nasi basi, limbah buah, limbah sayur, dll. Limbah pertanian yang terdiri dari bonggol pisang, rebung bambu, kulit buah, dll. Dan limbah organik lain yang terdiri dari keong, limbah udang, dll.

Pada Minggu (28/3/2021) mahasiswa KKN-P 2021 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo bersama warga RT 14 RW 11 Perumahan Bluru Permai membuat MOL untuk pemanfaatan limbah organik di lingkungan tersebut.

"RT kami menjadi RT percontohan di desa Bluru Kidul karena inovasi yang kita bangun. Salah satunya adalah pemanfaatan limbah organik yang kemudian kita buatkan MOL untuk mempercepat pembusukan hingga nanti akan menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos yang sudah jadi juga akan kita manfaatkan untuk bio pori." Jelas pak Bambang selaku ketua RT setempat.

Berikut adalah cara membuat MOL:

  • Persiapan media : 500ml air kelapa dicampur dengan 3 sendok gula merah, 3 sendok nasi basi dan sedikit air. Bahan-bahan tersebut selanjutnya menjadi larutan yang disebut media tumbuh mikroba yang mengadung karbohidrat (sumber C), protein (sumber N), mineral dan vitamin.
  • Cara membuat : campuran 500ml air kelapa, 3 sendok nasi basi, dan sedikit air diaduk hingga tercampur rata. Simpan dalam botol selama kurang lebih 3-4 hari maka akan muncul gas, segera buang gas. Jika gas hilang, maka MOL siap digunakan.

 Pengaplikasian MOL pada limbah: Tebar ke limbah, ditutup dengan karung atau lainnya difermentasi dalam 2-3 minggu, 10 hari dapat dibuka dan diisi lagi dengan MOL serta ditutup lagi. Setelah 3 minggu maka sudah dapat dibongkar dengan warna hitam / coklat seperti tanah dan pupuk organik telah siap dipakai.

Prinsip pembuatan pupuk hayati dengan fermenasi MOL berdasarkan inovasi yang dikembangkan oleh RT 14 adalah mikroba diambil atau 'dipancing' dari sumbernya dengan menggunakan gula sebagai media tumbuh. Selanjutnya mikroba akan berkembangbiak dengan adanya energi dari gula yang sekaligus memproses limbah padat ataupun limbah cair menjadi pupuk hayati.

"Alasan kami warga RT 14 berinovasi demikian adalah karena semakin besarnya volume limbah di TPA sehingga kita sendiri yang harus menghentikan laju pembuangan limbah dengan cara memanfaatkannya kembali untuk kebutuhan yang lain." Pungkas pak Bambang.

Penulis: Miqdad Dzaki NK

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun