Humor adalah fenomena universal dalam kehidupan manusia. Artinya di masyarakat manusia mana saja humor selalu ada. Sebagaimana yang dikemukakan  oleh Lynch (Ross, 1998) bahwa humor tidak terbatas oleh ruang maupun budaya. Humor ada di semua konteks sosial.
Apa sebenarnya humor itu? Secara sederhana humor adalah sesuatu yang  membuat kita tertawa. Tapi humor lebih luas dari pada sekedar sesuatu yang bisa  memancing tawa. Menurut Ross (1998) humor adalah sesuatu yang membuat orang tertawa atau tersenyum. Lebih luas lagi dari itu menurut Ermida (2008:14), humor bisa merupakan kejadian sehari-hari; humor bisa sesuatu yang dipakai untuk menyerang atau menghibur orang lain, humor juga dipakai sebagai sarana dalam interaksi personal maupun di lingkungan pekerjaan; humor bisa sangat simpel  tapi juga bisa sangat kompleks seperti misalnya komedi Shakespeare.
Ada beberapa elemen humor yang penting yang membuat humor jadi lucu. Menurut Ross (1998:20) elemen pertama adalah selera pribadi. Menurut Ross selera pribadi penting agar humor menjadi lucu kedengarannya sehingga memancing tawa.  Kedua adalah kehadiran orang lain. Artinya sesuatu akan memicu tawa jika didengar  atau disaksikan oleh lebih dari satu orang. Sangat jarang humor memicu tawa pada satu orang tanpa kehadiran orang kedua. Ini menunjukkan aspek sosial humor. Ketiga adalah seberapa sering humor didengar oleh orang yang sama. Humor  akan sangat lucu jika baru pertama kali. Tingkat kelucuannya akan semakin berkurang pada saat didengar untuk kali kedua, ketiga dan seterusnya.
Menurut Ross (1998:21) untuk bisa disebut humor sesuatu harus memenuhi   tiga syarat yaitu: a) adanya ketidak sesuaian antara harapan dan yang terjadi, b) ketidak sesuaian itu disebabkan oleh kesamaran makna atau ambiguitas bahasa; c)  bagian akhir mengandung kejutan.
Lantas mengapa humor hadir dalam kehidupan manusia. Apa fungsinya? Sepintas humor memang tidak lebih dari sekedar kejadian atau cerita yang lucu. Tapi sebenarnya humor mempunyai manfaat yang besar dalam kehidupan manusia. Paling tidak seperti itulah analisis ilmiah para pakar humor. Misalnya Norrick and Chiaro (2009:12) mengatakan bahwa humor bisa berfungsi untuk:
a) membuat percakapan jadi ringan dan mempererat persahabatan;
b) mengungkapkan pengalaman pribadi yang kurang menyenangkan dan kemudian mengurangi beban pikiran yang timbul karena      pengalaman itu; dan yang ketiga
c) meringankan perasaan malu terhadap kekurangan diri kita.
Dengan humor, menurut Ross (1998:12) contohnya seorang politisi dapat menjadikan humor  sebagai satir untuk membangun persahabatan dalam politik atau bahkan mendepak seseorang dari lingkaran politik tertentu. Dari segi medis, humor dipakai sebagai terapi psychology (Ross, 1998). Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa humor itu sehat dan bisa mengurangi stres. Jadi bisa disimpulkan bahwa humor memiliki kegunaan yang cukup penting dalam kehidupan manusia.
References
Ermida, Isabel. 2008. The Language of Comic Narratives: Humor Construction in Short Stories. Berlin: Mouton de Gruyter.