Mohon tunggu...
MUZDALIFAH ARROBBY UINJKT
MUZDALIFAH ARROBBY UINJKT Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah

Jurnalistik (11220511000034)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iman dalam Perspektif Etimologi dan Keseharian

27 Desember 2023   16:02 Diperbarui: 27 Desember 2023   16:07 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Media_Akademik

Materi ini diambil dari Buku Kuliah Akhlak Tasawuf (Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail) Tema "Triologi Ajaran Islam (Iman)".

Iman, sebagai konsep yang mendalam dalam agama Islam, memiliki akar etimologis yang mencerminkan makna keamanan, kepercayaan, dan ketenangan jiwa. Artikel ini akan menjelaskan etimologi iman, komponen iman, serta dampak dosa besar terhadap iman dalam konteks pemahaman ulama.

Etimologi Iman

Iman berasal dari akar kata "ali, mim, dan nun" yang melahirkan kata "al-amin," artinya aman atau rasa aman. Sebagai lawan dari al-khawef yang berarti takut atau cemas. Huruf akar tersebut juga membentuk kata "al amanah" yang berarti dapat dipercaya dan merupakan lawan dari "al-khiyanah" yang berarti khianat. Secara bahasa, iman berarti "al-tasdiq," yaitu membenarkan, dan merupakan lawan kata "al-taktib" yang berarti mendustakan.

Perspektif Al-Raghib al-Isfahani

Menurut al-Raghib al-Isfahani, iman berasal dari kata "al-amn," yang berarti ketenangan jiwa. Iman tidak hanya menciptakan rasa aman pada dirinya sendiri, tetapi juga pada orang lain. Iman menumbuhkan sifat amanah dan kepercayaan. Ibn Manzhur menyatakan, "Iman itu amanah, tidak beragama bagi orang yang tidak amanah."

Iman dan Pola Hidup Terpuji

Iman menggambarkan pola hidup terpuji dengan memantapkan jiwa pada kebenaran dan membenarkan ajaran Rasulullah. Iman terdiri dari tahqiq bi al-qalb (mengokobkan iman di dalam hati), iqrr bi al-lisan (menyatakan keimanan secara lisan), dan lomal bi al-jawarily (melakukan ajaran agama dengan anggota badan).

Iman dan Dosa Besar

Meskipun seseorang melakukan dosa besar, itu tidak membuatnya keluar dari koridor keislaman. Dosa besar menurunkan kualitas iman, namun tidak menghilangkannya sepenuhnya. Ulama ahli sunah waljamaah menyatakan bahwa dosa besar menyebabkan al-fisq (retaknya kualitas iman), bukan kekafiran mutlak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun