Mohon tunggu...
Muzayyana PermataPutri
Muzayyana PermataPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Hak Asasi Manusia di Era Digital: Teknologi Digital dan Masa Depan Otoritarianisme

2 Desember 2023   16:48 Diperbarui: 2 Desember 2023   17:55 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, perubahan teknologi membawa implikasi serius terhadap hak asasi manusia di seluruh dunia. Sebuah studi terbaru oleh Tiberiu Dragu dan Yonatan Lupu memberikan pandangan mendalam mengenai hubungan kompleks antara teknologi digital dan otoritarianisme, terutama dalam konteks hak asasi manusia. Analisis game teoretis yang mereka sajikan menjadi landasan penting untuk memahami bagaimana teknologi dapat menjadi alat ganda, memengaruhi perlawanan terhadap pemerintahan otoriter, sekaligus memperkuat kendali represif tersebut.

Efek Ganda Teknologi dalam Konteks Represi Preventif

Dragu dan Lupu merinci konsep efek ganda teknologi dalam konteks represi preventif, menggambarkan betapa perkembangan teknologi tidak selalu berarti pembebasan, tetapi dapat memperkuat kontrol otoriter. Model teori permainan yang mereka sajikan mengindikasikan bahwa inovasi teknologi dapat meningkatkan tingkat penyalahgunaan hak asasi manusia oleh pemerintahan otoriter. Dalam hal ini, teknologi menjadi alat untuk mencegah kelompok oposisi mobilisasi dan memastikan keberhasilan pemerintah otoriter dalam meredam perlawanan.

Tidak dapat diabaikan bahwa teknologi digital membawa dampak ganda. Di satu sisi, memberikan masyarakat sipil dan individu kemampuan untuk bergerak bersama dan memperjuangkan hak asasi manusia. Namun, di sisi lain, pemerintahan otoriter dapat memanfaatkannya sebagai sarana untuk memantau dan menekan kelompok-kelompok yang dianggap sebagai ancaman terhadap penguasaan mereka.

Perlunya penekanan pada perlunya fokus pada represi preventif, serangkaian tindakan pemerintah untuk mengurangi risiko kelompok oposisi yang dapat mengancam kekuasaan pemerintah. Dengan memahami bagaimana teknologi digital memengaruhi represi preventif, masyarakat internasional dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi hak asasi manusia secara global.

Tantangan kompleks yang dihadapi hak asasi manusia di era digital membutuhkan pemahaman mendalam dan tindakan bersama dari komunitas internasional. Meskipun teknologi membuka pintu untuk perlawanan dan advokasi hak asasi manusia, peran otoritarianisme juga semakin diperkuat. Dalam menghadapi realitas ini, kerjasama global menjadi esensial untuk mengembangkan solusi yang tidak hanya melindungi hak asasi manusia tetapi juga mendukung upaya demokratisasi. Hanya dengan kolaborasi yang kuat, masyarakat internasional dapat menghadapi tantangan hak asasi manusia di era digital dan memastikan masa depan yang lebih adil dan demokratis.

1. Kolaborasi Internasional untuk Melindungi Hak Asasi Manusia

Dalam menghadapi tantangan hak asasi manusia di era digital, kolaborasi internasional menjadi kunci. Negara-negara, organisasi non-pemerintah, dan entitas internasional perlu bersatu untuk mengembangkan pedoman, norma, dan aturan yang dapat mengatur penggunaan teknologi digital. Upaya bersama ini harus mencakup pengawasan terhadap praktik represi preventif yang melibatkan teknologi, serta perlindungan terhadap individu dan kelompok yang berjuang untuk hak-hak mereka.

Salah satu langkah penting adalah menggalang dukungan internasional untuk menetapkan standar etika dan hukum dalam penggunaan teknologi digital. Ini dapat mencakup pembentukan badan atau lembaga internasional yang berfokus pada etika digital dan hak asasi manusia. Dengan demikian, komunitas internasional dapat secara bersama-sama mengevaluasi dan mengawasi praktik-praktik yang dapat merugikan hak asasi manusia.

2. Pendidikan dan Kesadaran Publik

Selain kolaborasi internasional, pendidikan dan kesadaran publik juga memainkan peran kunci dalam mengatasi tantangan hak asasi manusia di era digital. Masyarakat perlu diberdayakan dengan pengetahuan tentang bagaimana teknologi dapat digunakan atau disalahgunakan oleh pemerintahan otoriter. Program pendidikan harus mencakup aspek-aspek etika digital, hak asasi manusia, dan dampak teknologi terhadap masyarakat.

Pentingnya pendidikan dan kesadaran publik juga melibatkan media massa dan platform online. Media memiliki peran besar dalam membentuk opini publik dan menyebarkan informasi. Oleh karena itu, media harus memainkan peran yang bertanggung jawab dalam memberikan informasi yang akurat dan seimbang mengenai dampak teknologi terhadap hak asasi manusia. Platform online juga perlu mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyebaran informasi palsu atau propaganda yang dapat merugikan hak asasi manusia.

3. Perlindungan Terhadap Aktivis Hak Asasi Manusia

Aktivis hak asasi manusia sering kali menjadi sasaran utama pemerintahan otoriter yang memanfaatkan teknologi untuk melacak dan menekan mereka. Oleh karena itu, perlindungan terhadap aktivis hak asasi manusia menjadi sangat penting. Komunitas internasional harus memberikan dukungan dan perlindungan kepada individu atau kelompok yang berjuang untuk hak asasi manusia di tengah ancaman digital.

Lembaga-lembaga hak asasi manusia dapat berperan aktif dalam mendeteksi dan melaporkan pelanggaran hak asasi manusia yang melibatkan teknologi. Dukungan finansial, advokasi, dan perlindungan hukum harus diberikan kepada aktivis untuk memastikan bahwa mereka dapat terus melaksanakan pekerjaan mereka tanpa takut akan represi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun