Menurut website resminya, Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh berbagai e-commerce di Indonesia dengan dukungan dari berbagai mitra kerjasama, seperti pelaku industri telekomunikasi, perbankan, logistik hingga media. Kampanye Harbolnas ini ditujukan untuk mengedukasi masyarakat tentang kemudahan belanja online aman dan nyamanserta tawaran diskon yang sangat menarik menjadi prioritas saat berbelanja online. Tidak hanya itu, juga memiliki misi untuk memajukan e-commerce di Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan internet yang cukup tinggi.
Pengguna internet di Indonesia, memang cukup tinggi. Seperti dilansir dari penelitian yang dilakukan oleh organisasi we are social pada 2014, ada lebih dari 72 juta pengguna internet di Indonesia. Hal itu tentu saja menjadi sasaran yang empuk untuk bisnis e-commerce.
Kesuksesan kampanye Harbolnas adalah berkat dukungan dari berbagai pihak yang mengusungnya, yaitu pelaku industri telekomunikasi, perbankan, logistik hingga media. Melihat kesuksesan tersebut, alangkah baiknya jika juga dicanangkan Hari Pasar Rakyat Nasional yang mempunyai misi yang sama : sama – sama memajukan perdagangan. Namun bedanya ada di letak ‘medannya’.
Mengapa perlu dicanangkan Hari Pasar Rakyat Nasional? Sebelum membahasnya lebih lanjut, saya akan terlebih dahulu membahas mengenai berbagai permasalahan yang ada di pasar rakyat sehingga perlu adanya dicanangkan Hari Pasar Rakyat Nasional.
Permasalahan Pasar Rakyat
Menurut data dari Nielsen, penurunan jumlah pasar rakyat Indonesia sangat signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 ada 13.550 pasar rakyat, hingga pada tahun 2015 hanya tersisa 9.559 pasar rakyat. Penurunan jumlah pasar rakyat terjadi akibat beberapa faktor, salah satunya karena kebakaran pasar. Bahkan ada 283 kasus kebakaran pasar rakyat yang terjadi selama tahun 2015.
Selain tentang penurunan jumlah, perbandingan pertumbuhan pasar rakyat vs pasar modern pun sangat memprihatinkan. Tahun 2014, pasar modern mengalami pertumbuhan 31,4% sedangkan pasar rakyat-8,1%.
Padahal, berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), 12,5% atau 30 juta penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai pedagang di pasar rakyat. Yang artinya banyak masyarakat kecil yang menggantungkan hidup di pasar rakyat.
Tak hanya dihadapkan permasalahan klasik yang serius tentang persaingan vs pasar modern, pasar rakyat juga memiliki banyak kekurangan dari segi fisik bangunan pasar serta kebersihan.