Kebutuhan akan modal merupakan salah satu pemicu sebuah perusahaan untuk menerbitkan surat-surat berharga. Penerbitan surat berharga seperti saham merupakan salah satu dari berbagai macam strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan modal usaha. Berbeda dengan obligasi yang memberikan keuntungan berupa bunga dan diskonto kepada pemegang obligasinya, saham merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjaring para investor guna menanamkan modalnya di perusahaan.Â
Saham sendiri merupakan salah satu bukti kepemilikan perusahaan yang bias diperjualbelikan baik di pasar primer maupun sekunder. Oleh karenanya, fluktuasi nilai saham tidak bisa serta merta ditentukan. Karena, hal tersebut akan bergantung pada kondisi pasar dan juga kondisi perusahaan.
Dalam penerbitannya, perusahaan yang ingin menerbitkan saham harus melalui serangkaian proses administrasi yang cukup ketat. Hal tersebut sangatlah wajar karena untuk penerbitan saham perusahaan harus mempunyai kinerja yang baik. Di dalam perdagangan perdana atau biasa disebut dengan IPO (Initial Public Offering), perusahaan harus bisa menentukan harga saham karena hal tersebut juga akan berdampak langsung pada dana yang didapatkan pada saat IPO.
Di dalam penerbitannya, emiten (perusahaan penerbit saham) biasanya akan bekerjasama dengan perusahaan penjamin emisi untuk menentukan berapa harga saham yang akan diterbitkan nanti. Biasanya, penjamin emisi dan calon emiten akan melakukan perhitungan harga saham dan volume saham yang akan ditawarkan ke public. Kondisi pasar dalam hal ini sangat menentukan. Karena, penentuan harga dan volume juga bergantung pada kondisi di pasar. Tentunya hal tersebut juga akan menjadi bahan pertimbangan perusahaan dan penjamin emisi dalam menentukan harga pasar.
Dalam penentuan harga saham, perusahaan dan emiten biasanya menggunakan Book Building Methoduntuk menentukan harga saham. Dalam tahapan ini, perusahaan akan menentukan range harga saham sesuai dengan pesanaan. Kita dapat mengasumsikannya sebagai berikut:
Contoh:
Perusahaan XYZ akan melakukan IPO
Range harga saham @ Rp. 200 - Rp 300,-Â
Investor kemudian menawar dengan asumsi sebagai berikut:
Investor A memesan saham sebanyak 6 juta lembar di harga Rp. 225 per lembar saham.
Investor B memesan saham sebanyak 4 juta lembar di harga Rp. 240 per lembar saham.