Sekitar pukul 11.30, aku pulang dari kampus. Jarak kampus dengan kosku tak jauh, sekitar setengah kilometer saja. Dengan berkendara motor, perjalananku tak sampai 10 menit. Setiap hari saat berangkat maupun pulang, aku selalu melewati salah satu Sekolah Dasar. Kebetulan hari ini aku pulang bersamaan dengan pulangnya siswa-siswi sekolah tersebut. Jadwal kuliahku yang membuat aku pulang tak menentu, terkadang jam 01.00-an atau malah lebih pagi sekitar jam 09.30 membuat aku jarang melihat hal seperti ini.
Saat melintas di sepanjang jalan kecil dekat sekolah itu, aku tersenyum sendiri saat melihat dua anak kecil cewek, mungkin mereka masih kelas 2 SD bergandengan tangan. Hhhmmm.... jadi mengingatkan aku dengan masa kecilku dulu, masa sekolah dasarku dulu. Pikiranku melayang bernostalgia, andai waktu bisa kuputar, aku ingin kembali ke masa kecilku.
Berangkat dan pulang sekolah bersama dengan sahabatku, namanya Siti Yulaikah. Setiap pagi, dia selalu menghampiriku. Saat dia sudah datang , terkadang aku belum sarapan. Beruntung saja, dia mau menungguku hingga selesai. Di perjalanan bergandengan tangan sangatlah biasa bagi kami. Untuk sampai di sekolah, ada dua jalur yang bisa kami tempuh. Lewat jalan setapak, dan yang kedua lewat sawah. Biasanya saat berangkat kami berjalan menyusuri jalan setapak. Dan saat pulang paling sering kami berjalan menelusuri sawah. Tak jarang ketika pulang temenku cowok juga ikut bersama kami, namanya Suroto.
Ada hal yang paling aku ingat saat itu, ketika musim durian kami bertiga sering mengambil durian kecil yang jatuh untuk mainan. Kebetulan ada satu pohon durian besar di pinggir persawahan tersebut. Kita tak berani mengambil yang besar dan sudah masak, kenapa?? Karena itu punyanya orang, kalau ngambil tanpa izin itu kan namanya nyuri. Lagian pohonnya gedhe dan tinggi, sedangkan kita masih anak kecil, mana mungkin bisa manjat pohon segedhe itu. Biasanya durian yang udah lumayan ukurannya itu diikat, jadi kemungkinan untuk jatuh sangat kecil banget. Tapi kalau tak pikir-pikir lagi, kami salah. Mengambil durian kecil yang jatuh itu, walaupun sudah jatuh dan tidak berguna, tetap saja itu masih miliknya yang punya pohon. Tolong maafkan kami ya bapak/ibu yang punya pohon durian yang pernah kami ambil!
Mencari buah murbei, dan kopi sangat sering juga kami lakukan. Maklum kami anak desa, mainnya di sawah terus. Bahkan aku sering dimarahi ibuku karena menaruh buah murbei di saku dan membuat noda di baju putihku. Hhhhmmmm....
Siti Yulaikah, Suroto, Riska Atma Ratnasari, Riski Atma Ratnasari, Roy Junianto, Al Sugiono, Tuti Riani, Dian Freda Frediana, Dewi Wulandari, Anis Dwi Tamaya, Lukman Hakim, Siti Nasikatun Munawaroh, Dwi Nurhuda, dan Samsul Arifin. Sampai sekarang aku masih mengingat nama lengkap kalian semua. 15 anak dalam satu kelas termasuk diriku, bisa dibilang cukup sedikit. Tapi kalau dibandingkan dengan jumlah siswa adik kelasku lebih banyak kelasku.
Aku jadi teringat foto bersama saat kami kelas 6 dulu. Dimana ya sekarang?? Aduhhh... bodohnya aku yang lupa menyimpannya dimana. Kalau aku pulang ke rumah, aku ingin sekali mencarinya.
6 tahun bersama bukanlah waktu yang singkat. Banyak kenangan indah saat kami bersama dulu. Aku merindukan kalian semua wahai sahabat kecilku. Canda tawa bersama, berkumpul bermain bersama, adalah kenangan indah bagiku. Aku juga kangen bertengkar dengan kalian, hehe... piss...
Walaupun kalian jauh disana, kalian tetap sahabatku sampai kapanpun. I miss you all.
Semoga kesehatan, kelancaran dan ridho Alloh selalu menyertai jalan hidup kalian semua. Amiinn...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H