Mohon tunggu...
Muyassarah
Muyassarah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Beda Model Pendidikan Negara Jajahan Berdasar Penjajah Serta Dampaknya

22 April 2019   12:45 Diperbarui: 22 April 2019   12:53 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: https://www.pinterest.co.uk 

Bicara soal penjajahan, Belanda dan Inggris merupakan dua negara yang berhasil menjajah banyak negara lain di dunia pada masa penjajahan dulu. Belanda berhasil menjajah beberapa negara seperti Indonesia, Suriname, Afrika Selatan, dan lain-lain. Sedangkan Inggris berhasil menjajah hampir 90% negara di dunia termasuk Indonesia, Mesir, dan Malaysia.

Masa penjajahan Inggris di Indonesia tidak selama dan sekejam Belanda. Namun, Inggris mampu menjajah Malaysia dalam kurun waktu yang lama juga. Dalam hal ini, Indonesia dan Malaysia merupakan sama-sama menjadi negara yang dijajah dalam waktu yang lama, meskipun dijajah oleh negara yang berbeda. Dari sini kita bisa melihat bagaimana dampak dari penjajahan yang dilakukan oleh masing-masing negara tersebut bagi pendidikan yang ada di negara jajahannya, terutama pendidikan Islam.

Secara umum, negara bekas jajahan Inggris relatif lebih baik dibandingkan negara bekas jajahan Belanda. Benarkah? Iya, terbukti dengan pendapatan yang dimiliki oleh negara Malaysia sebagai salah satu negara jajahan Inggris lebih tinggi dari negara kita yang merupakan bekas jajahan negara Belanda. Selain dari pendapatan negara tersebut, bisa dilihat juga dari sisi pendidikan. Pendidikan di Malaysia sekarang lebih maju dan berkembang daripada di Indonesia, meskipun dulu Malaysia pernah mengirimkan tenaga pendidiknya ke Indonesia untuk belajar.

Bagaimana keadaan pendidikan pada masa penjajahan dahulu?

Pada masa penjajahan di Indonesia, segala kebijakan politik berada di tangan penjajah termasuk kebijakan politik dalam bidang pendidikan. Pada masa tersebut, Belanda menerapkan politik diskriminatif terhadap negara jajahannya. Pemerintahan belanda sengaja membiarkan rakyat dari negara jajahannya tersebut dalam lingkup kebodohan. Hal itu menyebabkan rakyat Indonesia mudah ditindas, diadu domba, dijajah, dan sebagainya. Apalagi kepada orang Islam. Belanda sangat mencurigai dan tidak suka terhadap keberadaan pendidikan Islam yang diadakan di Indonesia, seperti adanya pondok pesantren, madrasah-madrasah, halaqoh-halaqoh di masjid, dan sebagainya.

Dalam Islam, jihad memerangi orang kafir merupakan hal yang dianjurkan, dan dalam hal ini Belanda dianggap sebagai orang kafir, sehingga menurut Islam, orang Islam harus menerapkan pendidikan non kooperatif tersebut yakni memeranginya. Hal tersebut berhasil menumbuhkan semangat para orang Islam untuk berjuang memerangi kaum penjajahan. Sejalan dengan itu, bangsa Indonesia mulai menyadari dan segera memperbarui sistem pendidikannya dengan membangun lebih banyak lagi madrasah-madrasah untu menumbuhkan semangat juang orang Islam.

Berbeda dengan Malaysia, ketika Inggris menjajah Malaysia, Inggris cenderung menerapkan kebijakan-kebijakan politik yang moderat dan liberal. Banyak perubahan besar yang terjadi di Negri Jiran tersebut, baik di bidang industri, bidang infrastruktur, bahkan dalam bidang pendidikan. Inggris membangun dan membiayai sekolah-sekolah untuk rakyat Malaysia. Selain itu, Inggris mengganti kurikulum pendidikan Malaysia dengan kurikulum yang ada di Inggris yang salah satu kurikulumnya terdapat proses pembelajaran ajaran-ajaran agama Kristen dan segala sesuatu yang berbau negara Inggris dan barat. Mengapa Inggris melakukan itu? Karena dengan memasukkan kurikulum Inggris ke dalam kurikulum Malaysia, secara tidak langsung Inggris telah mencuci otak rakyat Malaysia dan memengaruhinya agar lebih mudah untuk dikuasai, bukan karena kedermawanan negara Inggris.

Namun, dapat dilihat perbedaan pendidikan yang bisa diterima oleh rakyat dari kedua negara tersebut (Indonesia dan Malaysia). Pada masa penjajahan di Indonesia, rakyat Indonesia tidak bisa menerima pendidikan dengan layak karena memang pemerintah Belanda cenderung membiarkan rakyat jajahannya dalam kebodohan. Berbeda dengan Inggris yang membiarkan rakyat dari negara jajahannya untuk tetap menerima pendidikan meskipun hal itu merupakan salah satu cara yang digunakan Inggris untuk menguasai negara jajahannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun