Ketika akhlak bukan lagi jadi prioritas. Setiap anak tidak lagi menjunjung kesopanan ketika berbicara di depan guru, orang tua bahkan orang yang dianggap sepuh.
Mirisnya ucapan "anj*i", "anj*r" diintonasikan seolah hal biasa yang memang lumrah. Mereka tak lagi berpikir tentang unggah-ungguh yang semestinya. Orang tua semakin banyak yang tak peduli soal etika. Pendidikan terbaik (pendidikan dari lingkungan keluarga) justru diterima dari lingkungan anak yang yang tak lagi sehat.
Kosa kata tercepat yang diserap dan paling mudah diaplikasikan contohnya "anj*i", "anj*r", "anjr*t" dan "c*k". Bahkan kata tersebut diaplikasikan ketika berbicara dengan orang tua. Kosa kata itu muncul mulai dari mulut anak usia dini hingga dewasa. Sungguh hebat, sekaligus miris bukan ?
Bukankah kata-kata di atas adalah perubahan bahasa ala mereka dari anj*ng dan danc*k yang berkonotasi negatif dan tak pantas untuk diucapkan ?
Bukankah agama, Islam misalnya, mengajarkan ucapan Masya Allah, Subhanallah dll sesuai dengan situasi ?
Yuk, sama-sama kita belajar jadi generasi yang bermartabat dan beretika dengan baik yang memiliki kesopanan. Latih diri kita untuk tidak jadi generasi urakan tanpa kesopanan. Tahu diri kapan berbicara dan bawalah diri sesuai tempatnya.
Terakhir, jangan lupa untuk memberi contoh yang baik kepada adik-adik atau anak-anak kita di rumah. Agar mereka menjadi generasi muda yang dapat menjaga tutur kata dan menghormati orang yang lebih tua.
Karena tugas mendidik bukan hanya menjadi kewajiban Bapak / Ibu guru di sekolah, tetapi kita semua juga harus bisa menjadi pendidik untuk anak-anak yang kelak menjadi pewaris dan penerus kepemimpinan dalam kehidupan di negara yang kita cintai.
Salam,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H