Mohon tunggu...
Mulyadi
Mulyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis / Mahasiswa

Saya merupakan seorang pemuda yang tergerak hatinya untuk turut memikirkan kemajuan bangsa, khususnya dibidang pendidikan. Salah satu cara yang saya lakukan sebagai upaya tersebut adalah dengan menanamkan prinsip rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Bentuk upaya kecil dari rela berkorban itu salah satunya ialah terus belajar, mengasah kemampuan diri dan memperdalam bidang ilmu yang menjadi minat saya. Ya, dunia sastra adalah minat yang sejak kecil sudah tertanam dalam diri saya Lewat dunia sastra saya dapat bercerita tentang bagaimana saya menjalani kehidupan dan dapat menjadi refleksi bagi orang lain yang membaca kisahnya. Menumbuhkan kecintaan terhadap dunia sastra adalah bentuk rasa cinta terhadap bahasa Indonesia. Bahasa yang menyatukan segala unsur yang ada di bumi Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lunturnya Nilai-nilai Kesopanan dan Rasa Hormat Generasi Muda kepada Orangtua

4 Juni 2023   19:34 Diperbarui: 4 Juni 2023   20:42 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2016/03/anak-sekolah-pamit-ke-orang-tua-di-sawah.jpg

Ketika akhlak bukan lagi jadi prioritas. Setiap anak tidak lagi menjunjung kesopanan ketika berbicara di depan guru, orang tua bahkan orang yang dianggap sepuh.

Mirisnya ucapan "anj*i", "anj*r" diintonasikan seolah hal biasa yang memang lumrah. Mereka tak lagi berpikir tentang unggah-ungguh yang semestinya. Orang tua semakin banyak yang tak peduli soal etika. Pendidikan terbaik (pendidikan dari lingkungan keluarga) justru diterima dari lingkungan anak yang yang tak lagi sehat.

Kosa kata tercepat yang diserap dan paling mudah diaplikasikan contohnya "anj*i", "anj*r", "anjr*t" dan "c*k". Bahkan kata tersebut diaplikasikan ketika berbicara dengan orang tua. Kosa kata itu muncul mulai dari mulut anak usia dini hingga dewasa. Sungguh hebat, sekaligus miris bukan ?

Bukankah kata-kata di atas adalah perubahan bahasa ala mereka dari anj*ng dan danc*k yang berkonotasi negatif dan tak pantas untuk diucapkan ?

Bukankah agama, Islam misalnya,  mengajarkan ucapan Masya Allah, Subhanallah dll sesuai dengan situasi ?

Yuk, sama-sama kita belajar jadi generasi yang bermartabat dan beretika dengan baik yang memiliki kesopanan. Latih diri kita untuk tidak jadi generasi urakan tanpa kesopanan. Tahu diri kapan berbicara dan bawalah diri sesuai tempatnya.

Terakhir, jangan lupa untuk memberi contoh yang baik kepada adik-adik atau anak-anak kita di rumah. Agar mereka menjadi generasi muda yang dapat menjaga tutur kata dan menghormati orang yang lebih tua.

Karena tugas mendidik bukan hanya menjadi kewajiban Bapak / Ibu guru di sekolah, tetapi kita semua juga harus bisa menjadi pendidik untuk anak-anak yang kelak menjadi pewaris dan penerus kepemimpinan dalam kehidupan di negara yang kita cintai.

Salam,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun