Mohon tunggu...
Mux Sparrow
Mux Sparrow Mohon Tunggu... -

Just the most interesting man in your life ho-ho-ho

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tragedi WTC, Ceremoni Melow-Alay, dan Kasus Ambon [video]

13 September 2011   13:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:59 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam rangka peringatan sepuluh tahun tragedi 9/11 WTC, pemerintah negeri adidaya melakukan seremoni 'melow-alay': pura-pura menjadi korban paling teraniaya sedunia. Sebuah drama resmi kenegaraan untuk menafikan kebenaran di baliknya? Seremoni serupa juga dilakukan oleh antek-anteknya di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Ingat-ingat saja berita-berita di media massa kita. Cermati, siapa-siapa saja yang turut menyukseskan proyek pembentukan opini global ini. Sampai-sampai ada yang mengibarkan bendera merah-putih segala di acara itu (..wew..simbolisasi tekad tersembunyi yang membuat saya geleng-geleng kepala).  Kenali dari aliran pemikiran mana mereka berpijak dan silakan amati sepak terjang mereka selanjutnya. Pada waktu yang mungkin secara "kebetulan" bersamaan, saya baru menyadari bahwa sumber-sumber informasi independen yang membeberkan fakta-fakta*)  konspirasi berupa video sudah banyak yang dicekal di internet. Hingga setakat ini, sumber-sumber tercekal tersebut baru pada video-video YouTube dengan teks terjemahan yang berbahasa Indonesia. [Hebatnya lagi, situs tandingan Youtube, yaitu TruTube ikut-ikutan dibungkam, sekira 4 bulan lalu saya membuat akun di TruTube dan ketika kemarin hendak mengunggah video di sana, rupanya situs itu sudah tinggal kenangan] *) Saya katakan fakta konspirasi karena sebagian besar merupakan simpulan penelitian ilmiah yang mendalam dan dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Saya justru mencurigai pihak-pihak yang keukeuh menyatakan informasi-informasi tersebut sebagai sekadar teori. Bukan hanya YouTube, situs-situs penyedia layanan unggah dokumen pun ikut-ikutan beraksi. Padahal, situs yang saya pakai untuk mengunggah fail-fail video The Arrivals itu sebelumnya menjamin fail-fail unggahan di situ tidak akan pernah mengenal istilah kadaluwarsa (expired) meskipun dibuat dari akun gratisan. {Sobat yang sudah punya DVD atau fail-fail unduhan video The Arrivals, harap segera lakukan penggandaan (back up data). Bisa jadi ke depannya semua video dokumenter The Arrivals dan seri lanjutannya, The Divine Book dan Phase 3 juga disapu bersih dari internet.} Nah, untuk mengimbangi situasi ini, berikut ini saya sajikan untuk Sobat semua dua buah video yang cukup mewakili pesan-pesan penting yang coba disampaikan oleh orang-orang hebat di balik  video The Arrivals. Video ini hasil karya saudara kita dari Malaysia. Selain berbagi melalui media video, beliau juga menyebarkan pesan-pesan penting melalui blog. Sayang sekali, blog tersebut sudah lama ditutup oleh pemiliknya karena beliau taktahan dengan desakan dan ancaman dari berbagai pihak, utamanya dari orang-orang Islam yang tidak jujur dalam memahami agamanya sendiri. Baiklah, selamat menyimak, Sobat.

Klik di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun