Mohon tunggu...
Muwaffaqah Anwar Sinaga
Muwaffaqah Anwar Sinaga Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Saya bersemangat dalam mengikuti kajian tafsir Al-Qur'an dan siroh nabawiyah. Tertarik dan bermimpi bisa belajar agama di Tarim.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Muslimah Memilih untuk Berhijab?

28 Oktober 2023   11:56 Diperbarui: 28 Oktober 2023   19:28 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Pinterest

Segala sesuatu yang indah harus dijaga dengan baik. Makna Hijab dalam Islam adalah sebagai tanda penghormatan terhadap kesucian dan martabat wanita. Melansir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jilbab adalah kerudung lebar yang dipakai wanita Muslimah untuk menutupi kepala dan leher sampai dada. Sedangkan KBBI menuliskan hijab adalah dinding yang membatasi sesuatu dengan lain.

Namun dalam Islam, hijab merujuk pada cara berpakaian yang memenuhi ketentuan syariat Islam untuk menutup aurat. Ketika seorang wanita mengenakan pakaian yang menutupi kepala dan rambut maka itu dapat dianggap sebagai penggunaan hijab (Mustinda, 2022).

Hijab menjadi simbol identitas keagamaan bagi wanita Muslimah, menandakan kesederhanaan, kesopanan, dan kesadaran spiritual mereka terhadap komitmen dalam ketaatan kepada Allah. Wanita muslimah juga menjadikan hijab sebagai bentuk perlindungan dirinya dari pandangan yang tidak senonoh dan objektifikasi seksual serta untuk menjaga privasi. Sebagaimana landasan perintah berhijab telah termaktub didalam Al-Qur'an, "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzab: 59)

Berhijab juga sebagai bukti wanita Muslimah mengikuti perintah Rasulullah saw. yang empat belas abad tahun lalu telah mengajarkan Islam dengan keindahannya dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hal berpakaian. Karenanya kita berusaha untuk mengikuti sunnah beliau dalam hal berpakaian, tentang keutamaan, batasan, dan balasan bagi yang tidak mengindahkannya.

Rasulullah saw. pernah bersabda kepada Aminah binti Ruqayyah ra. saat pembaiatnya agar ia tidak berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah, "Aku membaiatmu, janganlah kau mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun, janganlah mencuri, berzina, membunuh anakmu, jangan menyebarkan berita palsu yang kau buat sendiri, jangan meratapi orang yang meninggal, dan jangan kau berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah dulu." [HR. Ahmad]

Seiring berjalan waktu, timbul salah satu fenomena penyimpangan dalam berhijab pada sebagian generasi muda Islam. Fenomena ini merujuk pada situasi dimana seseorang secara fisik mengenakan hijab namun tidak mematuhi prinsip-prinsip terkait hijab itu sendiri. Pasalnya konsep hijab tidak hanya semata sebagai penutup kepala melainkan ada ruang interpretasi didalamnya yang harus diperhatikan.

Faktor penyebab fenomena tersebut terhadap prinsip hijab di kalangan generasi muda Gen Z bisa dipengaruhi oleh budaya populer, media sosial, dan tren fashion saat ini yang menawarkan gambar-gambar dan pesan-pesan yang mendorong gaya hidup bebas serta berpenampilan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip hijab. Termasuk faktor dari lingkungan dan kurangnya pemahaman agama yang mendalam sehingga menyebabkan interpretasi yang salah atau selektif terhadap hijab dan melemahnya sifat malu.

Muslimah shalihah tentu akan malu membuka auratnya dan bersikap tidak sesuai pada prinsip hijabnya. Begitu indah salah satu ayat yang terkandung dalam surah Al-Qasas yang menceritakan gerak-gerik putri Nabi Syu'aib 'alaihissalam saat menemui Nabi Musa 'alaihissalam yang menyampaikan pesan ayahnya, "Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan malu-malu, ia berkata, "Sesunggunhnya ayahku memanggilmu untuk memberikan balasan sebagai imbalan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami." Maka tatkala Musa mendatangi ayahnya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya kisah (mengenai dirinya), dia (Syu'aib) berkata, "Janganlah engkau takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang zalim itu." (QS. Al-Qasas: 25)

Perhatikanlah bagaimana kedua putri Nabi Syu'aib 'alaihissalam berjalan malu-malu, perlahan, tidak gaduh, dan tidak berteriak-teriak dalam menyampaikan pesan, melainkan datang mendekat dan menyampaikan pesan ayahnya dengan kata-kata yang sopan dan lembut. Betapa indah jika Muslimah mempunyai sikap santun seperti dirinya. Hal ini termasuk bagian integral dari menjalankan prinsip hijab secara benar.

Kesimpulannya, berhijab bagi wanita Muslimah bukan hanya sekedar persoalan pakaian, melainkan pilihan yang bermakna dan merupakan manifestasi dari komitmen mereka kepada Allah dan Islam. Dalam upaya mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam tentang hijab, penting bagi generasi muda mendapatkan edukasi yang tepat, melalui pendidikan agama yang baik dan pemahaman yang lebih mendalam.

Sumber:

Mustinda, L. (2022). Apa Perbedaan Antara Jilbab, Hijab, dan Khimar untuk Muslimah? Detikedu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun