Sebagai muslim kita harus menerapkan aqidah sebagai landasan, agar kepercayaan yang meresap di dalam hati tetap terkokoh sehingga tidak bercampur dengan keraguan sedikitpun bagi seseorang untuk meyakininnya. Aqidah sendiri juga merupakan landasan tegaknya agama dan kunci diterimanya semua amalan. Â
Aqidah menurut bahasa (etimologi) yaitu sebuah ikatan, ketetapan, keyakinan yang kokoh dan teguh tanpa adanya keraguan terhadap perkara yang dapat diterima kebenarannya berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Aqidah sendiri juga merupakan landasan tegaknya agama dan kunci diterimanya amalan. Ketika seseorang memiliki keyakinan yang kokoh di dalam hati, maka itu akan menimbulkan ketenangan, kedamaian, keteguhan hati didalam jiwa seseorang dan juga memiliki tujuan hidup yang jelas.
Sedangkan Aqidah menurut istilah (terminologi) yaitu kepercayaan yang dianut oleh orang-orang beriman atau tali yang mengokohkan hubungan orang-orang beriman dengan Allah. Tali itu adalah Lailaha illa Allah, Muhammad Rasulullah (Tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad itu utusan Allah) yang dikaitkan erat di dalam hati hingga mengakar dan meresap serta senantiasa dihayati dalam kesadaran beragama. Aqidah itu ada yang kokoh, sehingga tidak putus hingga akhir hayat, ada yang longgar, dan ada pula yang putus.
Akhlak sendiri adalah perilaku seseorang yang melakukan secara berulang-ulang sehingga menjadikannya kebiasaan. Akhlak ini sifatnya tertanam dalan jiwa seseorang untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu. Hal ini membuat akhlak menjadi cerminan dari bagi seorang muslim. Dalam Islam hubungan aqidah dan akhlak, memiliki keterkaitan yakni, Pertama, Aqidah sebagai dasar Akhlak. Kedua, Akhlak sebagai wujud dari Aqidah. Ketiga, Pembersihan Aqidah dan Akhlak. Keyakinan dalam aqidah membentuk dasar untuk perilaku dan moral yang baik, sementara perilaku yang baik dapat memperkuat keyakinan dalam aqidah. Â
Sebagai seorang muslim kita harus meyakini 3 hal utama tentang meyakini Allah Swt., yaitu Allah sebagai Tuhan, Allah sebagai pelindung dan penuntun, dan Allah sebagai Raja yang berkuasa. Hal ini, akan mengarahkan kita sebagai muslim terhadap konsep kehidupan, yakni manajemen, pendidikan, dan cinta. Yang dimaksudkan dalam konsep manajemen ialah kehidupan manusia yang sudah di tata oleh Allah SWT untuk terhindar dari musibah, lalu konsep pendidikan mengartikan bahwa Allah SWT membimbing para manusia ke jalan yang baik dan benar, dan yang terakhir konsep cinta mengartikan ketika manusia meyakinin Allah dalam bentuk segala kebaikan-Nya, maka akan mendorong manusia agar lebih mencintai Allah dan terhindar dari akhlak yang buruk atau tidak baik. Maka dari itu, ketika seorang muslim menerapkan aqidah di dalam dirinya, maka seorang muslim menerapkan akhlak pada dirinya pula.
Terdapat proses internalisasi nilai-nilai Akhlak melalui penguatan Aqidah. Internalisasi nilai - nilai akhlak merupakan sebuah menanamkan suatu sikap, perangai, tabiat, adat atau perbuatan baik melalui keyakinan dan kesadaran yang akan diwujudkan oleh diri kita. Internalisasi nilai artinya proses menanamkan nilai normatif yang menentukan tingkah laku sesuai tujuan suatu sistem pendidikan. Upaya yang dapat dilakukan keluarga, masyarakat, maupun sekolah dalam mengatasi kendala pelaksanaan.
Dengan demikian, dalam menerapkan aqidah sebagai landasan seorang muslim, kita harus menerapkan pula proses internalisasi dalam kehidupan sehari-hari agar membentuk akhlak yang mencerminkan seorang muslim. Lalu menerapkannya juga harus mencakup aspek-aspek aqidah, seperti yang ada pada rukun iman, yaitu iman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul, Hari Akhir, dan Qada dan Qadar. Seorang muslim yang memperkuat aqidahnya maka akan mencerminkan nilai-nilai moral dan etika Islam dalam interaksi sehari-hari dan menjadi seorang muslim yang memiliki akhlak mulia. Karena pada dasarnya aqidah menuntun dan menjadi landasan yang menyangga akhlak seorang muslim. Di atas landasan aqidah itulah akhlak dan kepribadian muslim berdiri tegak. Oleh karena itu kita harus menanamkan dan memperkuat aqidah islam, karena dengan aqidah yang tertanam kuat pada jiwa, seorang muslim memiliki tujuan hidup yang jelas, keteguhan hati, tidak putus asa, istiqamah, dan mampu mengendalikan diri menghadapi berbagai hal yang menggoyahkan pendirian muslim.
Ditulis oleh Meutia Amalia Putri
Dosen pengampu: Prof. Asep Usman Ismail
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H