Komunitas Aliansi Masyarakat Peduli Kekerasan Perempuan dan Anak (Ampera.apu) merupakan gerakan kolektif independen yang diinisiasi oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN Jakarta). Gerakan ini berfokus pada advokasi dan edukasi kekerasan fisik dan seksual kepada perempuan dan anak.
Komunitas ini didirikan pada Maret 2024 dam bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat. Media sosial Instagram Ampera.apu juga memuat pembahasan dengan tema kekerasan pada perempuan dan anak yang meliputi jenis-jenis kekerasan, perbedaan kekerasan dan pelecehan, sampai dengan dampak-dampaknya.
Direktur komunitas Ampera.apu Dzikrika Rachman mengungkapkan, komunitas tersebut telah menggelar beberapa advokasi, edukasi, serta mengelola kanal informasi Ampera.apu. Tak hanya itu, Ampera.apu juga berkomitmen tinggi untuk memfokuskan penyuluhan terutama kepada pelaku-pelaku kekerasan. "Rasanya kurang tepat kalau kami mengadakan webinar tapi yang datang justru orang waras, harusnya pelaku-pelaku kekerasan ini yang disadarkan," ungkapnya, Kamis (4/7).
Lebih lanjut, menurut Dzikrika negara dan lembaga-lembaga yang ada di Indonesia juga memiliki tugas dalam memecahkan kasus-kasus kekerasan. Terlebih, upaya yang dilakukan negara memiliki jangkauan yang lebih luas. "Saya dan team akhirnya mengambil upaya dengan mendirikan komunitas ini," kata Dzikrika.
Selaras dengan Dzikrika, Bintang Andriansyah penyelenggara acara komunitas Ampera.apu menuturkan, komunitas ini juga berkomitmen membangun jaringan sosial dan mengembangkan hubungan kerjasama. Hubungan yang dibangun tak hanya dengan sesama komunitas, tetapi juga individu, organisasi dan instansi yang bergerak pada masalah kekerasan perempuan dan anak. "Kami sangat membuka pintu lebar-lebar jika mendapat masukan ide dan tawaran kolaborasi," tutur Bintang, Kamis (4/7).
Lanjut, kami berharap upaya yang kami lakukan dapat benar-benar meningkatkan kesadaran masyarakat. Isu kekerasan bukanlah hal yang remeh, hal ini supaya selalu menjadi pengingat kita semua. "Apapun bisa terjadi, hal-hal besar bisa dimulai dari hal terkecil," pungkasnya.
Reporter : MSA
Editor : Mutya Sunduz Arizki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H