Selepas isya kau memintaku, manja
Sebuah rumah kata-kata
cukup satu pintu dan dua jendela
dua kursi dan satu meja, katamu
agar kau bisa membaca jejak tanda di baris katulistiwa
yang tumpah bersama embun dan hujan Pengasinan
dan menuliskannya untuk anak-anak kita
tapi tak pernah kau meminta sebuah ranjang besar
dimana kau bisa menatap wajah bulan yang hadir
sebab katamu –kau ingin melahirkan para zanara
yang mampu membaca degup bumi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!