Bank Syariah hari ini lebih sebagai kedok bisnis. Judulnya saja bank syariah, namun karakter dan mental orang-orang di dalamnya belum mengikuti syariah. Saya prihatin sekali saat ada pegawai bank syariah yang mengkampanyekan, ini tidak sesuai dengan syariah, namun kenyataannya perilaku mereka sendiri tidak paham akan syariah.
Saya boleh mengatakan bahwa bank syariah hari ini hanya sebatas kulit belaka, dibelakang itu semua, mereka bukanlah pejuang murni penegakan syariah dalam wujud perekonomian. Keberpihakan mereka terhadap usaha kecil menengah amat jauh dari harapan. Ini tentu saja tidak lepas dari kebijakan aturan Bank Indonesia sendiri yang juga mayoritas hanya paham syariah dari segi teori, namun praktek di lapangan semuanya penuh dengan kaidah mempersulit para nasabah.
Itulah sebabnya, bank syariah tidak pernah tumbuh dengan pesat, karena mayoritas rakyat Indonesia sudah paham betul siapa bank syariah. Peran dominan UKM di Indonesia yang mayoritas ummat Islam tetap berada dalam batas sangat sulit sekali untuk bangkit. Potensi mereka banyak yang mati sebelum berkembang, karena bank syariah tidak terlalu jauh melakukan infiltrasi pasar ke desa-desa dan urban. Mayoritas bank syariah berada di kota besar.
Tentu saja tulisan ini tidak menggeneralisir semua pelaku bank syariah yang ada hari ini. Masih banyak sekali teman-teman di bank syariah yang penulis kenal merupakan sosok pejuang ekonomi syariah murni, mereka benar-benar all out untuk membantu kemajuan ummat ini, baik dalam bentuk pembiayaan pembangunan sekolah berbasis islam maupun dalam bentuk pembiayaan modal kerja syariah bagi perusahaan pribumi.
Bank Syariah mesti melakukan otokritik terhadap kelembagaan mereka sendiri untuk menjadi institusi global yang mengantarkan ummat Islam di Indonesia terdepan dalam bisnis global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H