Mohon tunggu...
Siti Mutoharoh
Siti Mutoharoh Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Hidup dalam kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Kerangka Sistem Pengelolaan Sekolah Islam Terpadu: Ruang Lingkup dan Tujuan

4 November 2024   23:57 Diperbarui: 5 November 2024   00:01 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Filosofis Konsep Sekolah Islam Terpadu. | Download Scientific Diagram 

       

Pendidikan adalah landasan penting bagi perkembangan sumber daya manusia yang unggul, khususnya dalam membentuk generasi yang berkarakter, berilmu, dan berakhlak mulia. Sekolah Islam Terpadu, sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan yang mengintegrasikan antara nilai-nilai keislaman dan pengetahuan umum, memiliki peran strategis dalam membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual dan emosional.

       Sistem pengelolaan terpadu di Sekolah Islam Terpadu melibatkan berbagai aspek seperti kurikulum, pengelolaan keuangan, administrasi, pengembangan sumber daya manusia, layanan siswa, serta pendidikan karakter.

        Tujuan dari sistem pengelolaan terpadu ini adalah menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, meningkatkan kualitas pendidikan, serta menjamin keberlanjutan dalam proses pembinaan akhlak dan pengembangan pengetahuan. Berikut adalah ruang lingkup dalam sistem pengelolaan sekolah islam terpadu :

Pertama : Sistem Manajemen/Pengelolaan Sekolah; Untuk memahami peran sekolah dalam masyarakat, penting untuk terlebih dahulu mengulas penerapan konsep sistem pada sekolah. Cara kita melihat sekolah sebagai suatu sistem dalam masyarakat berperan penting dalam membangun pemahaman yang menyeluruh dan mendalam tentang berbagai masalah yang muncul di lingkungan sekolah. Sistem dapat dibagi menjadi dua jenis: sistem terbuka dan sistem tertutup. Immagent dan Pilecki menjelaskan bahwa ada dua tipe dasar sistem, yaitu "terbuka" dan "tertutup". Sistem terbuka adalah yang berinteraksi dengan lingkungannya melalui pertukaran materi dan energi, sementara sistem tertutup bersifat mandiri dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan atau sistem lain.

Dalam konteks pendidikan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan, kepala sekolah dan pendidik memainkan peran krusial dalam mengelola sumber daya yang mencakup tenaga kerja, materi, keuangan, serta lingkungan sosial. Sistem manajemen sekolah bekerja dengan mengolah berbagai input, yang kemudian diproses dan diubah menjadi output atau hasil yang diharapkan. Selanjutnya, output ini disalurkan kembali ke masyarakat. Input sekolah mencakup berbagai sumber daya yang dibutuhkan dalam proses ini, seperti sumber daya manusia, keuangan, bahan atau material, metode, dan teknologi.

Kedua : Proses Penyelenggaraan Sekolah Islam Terpadu; Metode yang digunakan manajer sekolah untuk mengelola masukan dan keluaran untuk mencapai tujuan dan output sekolah dikenal sebagai proses penyelenggaraan sekolah. "Proses adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain Sesuatu yang dapat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input".

Ketiga: Pengelolaan Program Sekolah Islam Terpadu; Konsep pendidikan holistik menjadi dasar  pendekatan SIT yang berasumsi bahwa pendidikan harus mencakup  pengembangan aspek kognitif, emosional, dan psikomotorik siswa.  Hal ini sesuai dengan teori kecerdasan majemuk yang dikemukakan oleh Howard Gardner yang menekankan bahwa setiap individu mempunyai jenis kecerdasan berbeda yang perlu dikembangkan. Menurut Bapak Lowe dan Norton, warga Comaria, Sepi Triatona, pengelolaan program sekolah yang komprehensif dan terpadu meliputi: 1) Perencanaan Program, 2) Pengembangan Program 2) Pengembangan Kurikulum 3) Pengembangan Proses Belajar Mengajar 4) Manajemen Sumber Daya Manusia (Guru, Konselor, Staf, dll) 5) Manajemen Fasilitas. Kinerja suatu sekolah tidak hanya diukur dari lulusannya, tetapi juga tingkat kinerjanya secara umum. Kinerja sekolah dipahami tidak hanya sebagai kinerja belajar siswa, tetapi juga sebagai kinerja seluruh komponen sistem, yaitu kinerja akademik di sekolah dan hasil yang diberikan melalui proses sekolah. "Kinerja sekolah diukur dari efektivitas, kualitas, produktivitas, efisiensi, inovasi, kualitas kehidupan kerja, surplus, dan etos kerja."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun