Bima (10/02) Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019. Covid-19 telah menjadi ancaman dan hal yang meresahkan bagi seluruh masyarakat dunia termaksud masyarakat Indonesia. Terhitung sudah hampir satu tahun wabah ini masuk ke Indonesia. Berdasarkan laman covid19.go.id, jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 sampai 10 februari 2021 adalah 1.174.779 kasus. Berbagai upayapun dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran dari covid-19 ini .
Penyajian informasi berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat menjadi salah satu cara dalam pengurangan penularan dengan pengklasifikasikan tingkat kerentanan penularan. Peta kerentanan ini dibuat agar dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk pencerdasan kepada masyarakat mengenai tingkat kerentanan penularan COVID-19 sehingga masyarakat lebih peduli akan adanya protokol kesehatan.
Peta diatas merupakan peta kerentanan covid-19 Dusun Sigi I Desa Rato, Bima, NTB. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software ArcGIS dengan memberikan nilai ke setiap variabel secara subjektif sehingga menghasilkan suatu variabel dengan prioritas tertinggi terhadap parameter. Sebelum melakukan proses digitasi, setiap parameter harus dihitung skornya terlebih dahulu agar memudahkan inputan pada saat melakukan digitasi di Arcgis, sehingga lebih efisien dalam segi waktu maupun database. Parameter yang di ambil yaitu parameter kebersihan lingkungan, buffer jalan, buffer fasilitas umum, PKK, Taman, MCK dan Tutupan lahan.
Oleh: Mutmainnah Walhikmah (Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro)
Dosen: Dr Seno  Darmanto, ST, MT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H