Mohon tunggu...
mutmainah Emut
mutmainah Emut Mohon Tunggu... Guru - Wanita
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengajar, Bloger, writer aktif di komunitas belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menguak Mistik Masyarakat Suku Baduy

8 September 2022   20:11 Diperbarui: 8 September 2022   20:29 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baduy atau Kanekes adalah salah satu desa di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Di dalamnya terdapat suku Baduy atau urang Kanekes yang merupakan sekelompok masyarakat yang memegang teguh kearifan lokal. Mereka lebih senang dipanggil  kanekes daripada baduy. Populasinya tidak lebih dari 26.000 jiwa dan terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Perbatasan antara kedua wilayah tersebut ditandai dengan sebuah gubuk terbuat dari bambu sebagai tempat menginap suku Baduy Dalam ketika mereka berladang.

Agama yang dianut oleh Masyarakat Baduy adalah ajaran Sunda Wiwitan, yaitu ajaran leluhur turun temurun yang berakar pada penghormatan kepada karuhun atau arwah leluhur dan pemujaan kepada roh kekuatan alam (animisme).

Masyarakat Baduy dalam hidup dengan adat dan sejumlah pantangan yang ketat. Diantara pantangannya larangan untuk tidak menggunakan teknologi modern, termasuk sumber daya listrik. Membedakan suku Baduy dalam juga bisa dilihat dari penampilan. Suku Baduy dalam, mengenakan pakaian serba putih, dengan ikat kepala yang kadang juga bisa berwarna hitam.

Sesuai dengan namanya, suku Baduy dalam juga mendiami tanah adat bagian dalam, yang cenderung lebih terisolasi. Sehingga, wisatawan tidak bisa menjangkau kehidupan masyarakat suku Baduy dalam.

Suku Baduy memang sangat ketat memegang adat istiadat. Ada beberapa hal yang menjadi pantangan atau tabu bagi mereka. Salah satunya adalah mengambil foto, terutama di wilayah Baduy dalam. Pengunjung hanya boleh menggambarkan suasana di dalamnya cukup dengan sketsa. Tidak hanya foto yang dilarang memakai sabun, sampo, odol, dan bahan kimia lainnya pun dilarang saat mandi karena dikhawatirkan akan merusak alam. Termasuk membuang sampah sembarangan pun dilarang.

 kearifan lokal yang masih sangat dipertahankan sampai saat ini adalah

1. Gotong Royong
Guyub istilah lain dari gotong royong dan kebersamaan sangat kental di suku Baduy, terutama saat harus pindah ke daerah yang lebih subur karena mereka merupakan suku nomaden dan penganut sistem ladang terbuka.  Semua bahu membahu membangun tempat tinggal di tempat yang baru.

2. Bentuk Rumah yang sama
Bentuk rumah suku baduy hampir serupa, tidak ada beda, tanpa memandang status sosial semuanya sama. Yang membedakan hanyalah perabot yang terbuat dari kuningan. Semakin banyak perabot kuningan yang dimiliki, semakin tinggi pula status keluarga.

3  Sederhana
Hidup sederhana menjadi khas masyarakat suku ini, kendaraan seperti sepeda, motor dan mobil, tidak diperbolehkan di Baduy Dalam. Ketika mereka  pergi ke luar kota, mereka tempuh perjalanan dengan berjalan kaki tanpa mengeluh. Masyarakat suku Baduy bisa dikenali dari penampilannya yang khas. Suku ini tampil mengenakan pakaian adat berupa pakaian kain sederhana yang ditenun sendiri dengan ikat kepala. Selain itu, suku Baduy juga diketahui tak pernah menggunakan alas kaki sama sekali, dan tidak mengunakan alat transportasi. Sejauh apapun jarak yang ditempuh, suku Baduy akan menempuh perjalanan dengan jalan kaki. Terbukti sampai saat ini, masyarakat Baduy tidak menggunakan alas kaki, tidak bepergian ke luar kawasan Baduy lebih dari 7 hari, dan tetap memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan sandang, papan, dan pangan

4. Tidak menggunakan gelas dan piring sebagai alas makan
Larangan lainnya adalah tidak memakai gelas dan piring sebagai alas makan dan minum. Dengan kekayaan alamnya, mereka menggunakan bambu panjang sebagai pengganti gelas, yang menghasilkan aroma khas ketika dituangi air panas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun