Baru-baru ini atau tepat nya pada tanggal 11 April 2022 di seluruh Indonesia khususnya bagi mahasiswa, mereka semua serentak turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi di depan gedung DPRD. Demonstrasi mahasiswa pada 11 April 2022 merupakan bagian dari penolakan isu-isu nasional yang dinilai menyalahi aturan dan merugikan sebagian besar masyarakat.Â
Adapun isu-isu yang dibahas saat demonstrasi sangat beragam tetapi yang paling banyak di bahas oleh setiap mahasiswa yaitu tentang penolakan terhadap wacana penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.Â
Selain dari dua isu utama ada sebagian mahasiswa juga membawa isu-isu terkait dengan kenaikan BBM jenis pertalite, pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11 persen, serta tolak kenaikan harga bahan pokok salah satu nya seperti pada kenaikan harga minyak goreng.
Isu terkait dengan perpanjangan masa jabatan dan penundaan pemilu dengan pertimbangan pemulihan ekonomi akibat dari pandemi Covid-19 dinilai dibuat-buat bahkan hal itu bertentangan dengan konstitusi selain itu isu terkait pemindahan Ibu Kota Negara (INK) ke Kalimantan Timur mendapatkan banyak kontroversi disebabkan hal itu dianggap belum tepat di masa pandemi, dikarenakan di Indonesia masih banyak sekali dasar dari infrastruktur yang belum dibangun atau bahkan diabaikan tidak terpelihara di desa-desa seperti jalanan, sekolah bahkan jembatan.Â
Di lain sisi, harga BBM jenis pertamax menyusahkan masyarakat karena bersamaan dengan naiknya harga bahan pokok, masyarakat terpaksa menggunakan pertalite sedangkan pasokan pertalite akan mengalami kekurangan karena komsumsi masyarakat yang cukup tinggi.
Di Sulawesi Tenggara khususnya di Kota Kendari ribuan mahasiswa dari berbagai universitas dan institut ikut turun ke jalan untuk menyuarakan suara nya terkait isu-isu yang tadi disebutkan di atas. Aksi demonstran dimulai dari pagi sekitar pukul 7.30 di depan fakultas masing-masing sebelum mereka bergerak ke gedung DPRD Prov. Sultra.Â
Aksi yang dilakukan di gedung DPRD Prov. Sultra berjalan dengan damai di pagi hari nya sampai menjelang siang kurang lebih pada pukul 13.00 WITA. Namun, menjelang pukul 13.30 WITA beberapa orang dari demonstran mulai melakukan provokasi dengan berusaha membongkar pagar seng Taman Wali Kota Kendari selain itu mereka juga sudah mulai melakukan aksi lempar batu. Karena hal tersebut para petugas kepolisian mencoba untuk memukul mundur para demonstran dengan menembakkan gas air mata.
Namun, bukan nya para massa berhenti tetapi para massa aksi makin melakukan unjuk rasa dengan melakukan perusakan pada kantor Perusahaan Umum (perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulawesi Tenggara, beberapa dari fasilitas kantor tersebut di rusak salah satunya seperti pagar dan kaca kantor.Â
Selain itu mahasiswa juga banyak mendesak agar Presiden Joko Widodo memecat beberapa menteri seperti Menteri Perdagangan, Kemenko Bidang Perekonomian, Serta Menteri BUMN sebagai bagian dari konsekuensi kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak pro terhadap masyarakat atau menyulitkan masyarakat yang saat ini sedang mengalami masa-masa sulit akibat pandemi Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H