Mohon tunggu...
Mutmainnah S. Sabrah
Mutmainnah S. Sabrah Mohon Tunggu... Lainnya - Mut

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Ibu, Bukan di Tanggal 22 November Saja!

23 Desember 2020   00:25 Diperbarui: 23 Desember 2020   00:27 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini tepat perayaan Hari Ibu, dimana semua orang berlomba-lomba mengungkapkan rasa kasih sayangnya kepada sosok perempuan yang telah berjuang dengan sekuat hati dan tenaga untuk membesarkan anaknya.

Perjalanan dan perjuangan sosok perempuan bernama Ibu, dimulai saat ia sedang mengandung selama sembilan bulan. Waktu tersebut bukanlah waktu singkat yang di tempuh.
Rasa sakit, kasih sayang, dan air mata bercampur jadi satu untuk seseorang yang hidup di dalam rahimnya.

Ya, seorang bayi yang di hadiahkan Tuhan untuk mereka yang berani bertanggung jawab untuk merawat dan membesarkannya. Sebuah benih atau sel telur yang berubah menjadi janin dan berkembang menjadi sebuah sel-sel tubuh berhentuk kerangka manusia.  Dan tak lupa pula atas perizinan Tuhan untuk hidup di bumi.

Hari Ibu, hari yang diperingati atau perayaan untuk sosok Ibu. Sebuah bentuk penghargaan yang dilaksanakan setiap tanggal 22 november. Hari Ibu hari dimana semua anak mengungkapkan segala bentuk rasa sayang kepada ibunya.

Karena tanpa sosok Ibu, Kita takkan merasakan kehidupan seperti sekarang. Kehidupan, kebahagiaan, penderitaan, masalah dan semua bumbu hidup yang selalu ada menyertai di setiap nafas dan langkah kaki kita.

Sosok Ibu, makhluk paling mulia yang ada di bumi bahkan Tuhan pun menjanjikan Surga di telapak kakinya. Ibu adalah sosok penjelmaan Tuhan, sosok sempurna yang patut di hargai dan hormati.

Seperti potongan bait lagu Iwan Fals berjudul Ibu.

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki
Penuh darah penuh nanah
Seperti udara
Kasih yang engkau berikan
Tak mampu 'ku membalas
Ibu
Ibu

Penggalan bait tersebut mewakili segalanya tentang sosok Ibu. Segala jasa, keringat, air mata, sakit, suka duka tak mampu dibalas dengan harta apapun.

Maka untuk itu tak perlu menunggu Hari Ibu untuk mengungkapkan rasa kasih sayang untuknya karena setiap nafas, detik dan langkah kalian selalu lah berdoa untuknya agar selalu dalam perlindungan Tuhan.

Berdoalah agar setiap perjalanan dan perjuangan selalu di dampingi sosok Ibu, selalu di bimbing dan diberikan arahan olehnya. Karena setiap anak dewasa, remaja pasti masih terlihat seperti anak kecil di mata seorang ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun