Mohon tunggu...
Mutmainnah
Mutmainnah Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya berprofesi sebagai mahasiswa

hobi saya olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Berkolaborasi dengan Alam: Tanaman Gelinggang sebagai Sumber Salep Alternatif Multifungsi

12 Agustus 2023   11:13 Diperbarui: 12 Agustus 2023   11:15 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bone telah berhasil meraih prestasi gemilang melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang pengabdian kepada masyarakat dengan judul Olah Praktis Tanaman Gelinggang (Cassia Alata L.) Menjadi Sediaan Salep Altrnatif Multifungsi Pada Kelompok Karang Taruna Sipakainge Desa Tompo Bulu. Kegiatan ini dilakukan di Desa Tompo Bulu, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan dengan mitra Kelompok Karang Taruna Sipakainge Desa Tompo Bulu.

TIM PKM-PM yang terdiri dari mahasiswa berbakat yang dipimpin oleh Mutmainnah sebagai Ketua Tim, Nurkhalifa sebagai Anggota 1, dan Sri Wahyuni Putri sebagai Anggota 2 serta dosen pendamping Dr. A. M. Irfan Taufan Asfar, M.T., M.Pd yang telah berhasil menciptakan salep alternatif multifungsi yang dapat menyembuhkn berbagai macam penyakit kulit. Dengan dukungan dana dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristekdikti), Tim ini berhasil  mengolah daun gelinggang menjadi salep alternatif multifungsi yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.

Tanaman gelinggang (Cassia Alata L.) dikenal memiliki khasiat dalam pengobatan tradisional. Dalam upaya untuk memaksimalkan manfaat dari tanaman ini, tim PKM-PM telah merancang sebuah proyek dengan tujuan mengolah daun gelinggang menjadi salep alternatif yang memiliki berbagai fungsi penyembuhan untuk masalah kulit. Melalui kerjasama dengan Kelompok Karang Taruna Sipakainge di Desa Tompo Bulu, proyek ini dijalankan dengan pendekatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Kandungan flavonoid pada daun gelinggang memiliki konsentrasi sebesar 26,8633 mg/mL. Fakta ini menunjukkan bahwa daun gelinggang memiliki potensi sebagai tanaman obat, karena mengandung senyawa metabolit sekunder dalam bentuk flavonoid. Flavonoid ini memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, mampu mengaktifkan efek antikarsinogen, dan juga bersifat antibakteri, antifungi, antivirus, serta memiliki sifat antiradang.

Inovasi dalam mengolah tanaman gelinggang menjadi salep alternatif multifungsi yang dilakukan oleh tim ini membawa harapan baru dalam pengobatan kulit. Melalui pendekatan alami, mereka menciptakan produk yang tidak hanya meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat lokal.

Biasanya, tanaman gelinggang ini dianggap hanya sebagai tumbuhan liar di lahan pertanian masyarakat Desa Tompo Bulu yang dapat merusak tanaman petani. Namun, melalui kegiatan ini, kami berinisiatif untuk mengolah daun gelinggang menjadi sediaan salep alternatif yang  memiliki banyak manfaat," ujar Mutmainnah, ketua tim dari Universitas Muhammadiyah Bone.

Keberhasilan yang telah dicapai ini tidak lepas dari arahan dan bimbingan dari dosen pendamping kami serta dukungan  dan bantuan dari Rektor Universitas Muhammadiyah Bone dengan Wakil Rektor, Pengelola Epicentrum PKM UNIM BONE, yang memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam kesuksesan program ini.

dok pribadi
dok pribadi

Kepala Desa Tompo Bulu, Muhammad Iqbal, memberikan apresiasi kepada para mahasiswa atas upaya yang telah dicapai dalam menciptakan inovasi yang memberikan banyak manfaat nyata bagi Desa Tompo Bulu. "Inovasi ini sungguh luar biasa bagi masyarakat, karena mengajak kita untuk lebih memanfaatkan potensi tanaman liar yang ada di sekitar kita," ujarnya dengan penuh antusiasme.

Proyek "Olah Praktis Tanaman Gelinggang Menjadi Sediaan Salep Alternatif Multifungsi" bukan hanya sekedar upaya inovasi, tetapi juga contoh konkret bagaimana mahasiswa dapat menghubungkan ilmu pengetahuan akademis dengan kebutuhan nyata masyarakat. Dengan kolaborasi yang kuat antara mahasiswa dan Kelompok Karang Taruna Sipakainge Desa Tompo Bulu, proyek ini menjadi bukti nyata bahwa pengetahuan dapat diaplikasikan secara efektif untuk meningkatkan kualitas hidup dan memberikan solusi yang berkelanjutan. Semangat seperti ini membuktikan bahwa mahasiswa adalah agen perubahan yang berdaya dan dapat membawa manfaat positif bagi komunitas lokal.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun