Mohon tunggu...
Mutiara Khadijah
Mutiara Khadijah Mohon Tunggu... Writer -

Psikologi | Foundily Indonesia | Blood for Life Chapter Bandung | Mentality Health Indonesia | Beswan #29 | #SadarIndonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

#FightStigma 3: Kepribadian Ganda atau DID

28 Agustus 2015   13:08 Diperbarui: 28 Agustus 2015   13:08 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Child alters misalnya, alters yang menjalankan fungsi sebagai kepribadian lain yang usianya lebih muda dari kepribadian asli, dengan fungsi menghadapi masa lalu traumatis saat ia kecil dulu. Gunanya? Sekali lagi, pecahan kepribadian ini atau alters pada dasarnya adalah untuk melindungi psikologis si pemilik tubuh dari kejadian pahit yang dinilai bisa mengancam dirinya.

Persecutor personality adalah bentuk alters yang berbahaya, alters ini menjalankan fungsi hukuman, termanifestasi dalam perilaku menyakiti diri sendiri seperti bunuh diri. Alters ini meyakini bahwa dia bisa menyakiti kepribadian lainnya tanpa membuat dirinya tersakiti.

Helper personality adalah bentuk oposisi dari persecutor, alters ini muncul dengan fungsinya untuk memberikan alternatif saran pada alters lain atau untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan si pemilik tubuh asli. Misalnya pada individu yang sering mengalami penganiayaan dan tidak bisa mengelak, alters ini akan muncul untuk membuat si pemilik tubuh menghindar dan bersembunyi dari penganiaya.

Alters-alters tersebut umumnya memunculkan perilaku yang mengandung hal-hal traumatis di masa lalunya. Misalnya, Kim Noble yang salah satu altersnya adalah seorang remaja perempuan anoreksia, muncul karena Noble sendiri saat remaja memang anoreksia. Lalu, Cha Do Hyun yang salah satu altersnya adalah bocah yang takut ruang bawah tanah, muncul karena Cha kecil pernah dianiaya saat ia sedang berada di ruang bawah tanah.

Orang dengan DID umumnya mengalami lupa ingatan atau amnesia sesaat antar-alters. Maksudnya, ketika alters satu muncul dan bertindak mengambil alih, alters lain akan mengalami amnesia sehingga tidak jarang individu dengan DID akan terbangun dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Tidak jarang pula individu menemukan benda-benda yang tak dikenalnya, atau berada di tempat yang tidak ia ketahui. Selain itu, menyakiti diri sendiri adalah simptom yang paling banyak muncul. Tiga perempat pasien DID memiliki latar belakang bunuh-diri, atau setidaknya pikiran untuk bunuh-diri (Ross, 1997).

 

Mengapa DID bisa terjadi pada individu tersebut?

Sebelum tahun 1980, DID ini masih belum dapat didiagnosis karena keterbatasan ilmu pengetahuan saat itu. Namun, setelah DID mulai dapat didiagnosis, kasus-kasus mulai banyak ditemukan dalam bentuk yang berbeda-beda, di mana-mana. (http://listverse.com/2015/03/16/10-famous-cases-of-dissociative-identity-disorder/)

Beberapa ilmuwan yang mempelajari DID secara mendalam menemukan bahwa DID ini adalah hasil upaya maladaptif individu untuk menghadapi kejadian trauma yang dialaminya, yang kebanyakan di antaranya adalah trauma masa kecil, trauma seksual, yang sulit dihindari oleh pemilik tubuh aslinya (Bliss, 1986). Dari sebuah studi yang dilakukan pada 135 orang DID, 92 persen di antaranya mengalami penganiayaan seksual dan 90 persen juga mengalami penganiayaan secara fisik di masa lalunya (Ellanson, 1996). Penganiayaan jelas salah satu hal yang kemudian memunculkan trauma mendalam bagi individu sehingga sebagai upayanya, individu memecah kepribadiannya menjadi alters-alters untuk menghadapinya. Selain itu, korban penculikan, korban bencana alam, perang, dan bentuk siksaan lainnya juga bisa menjadi pendahulu munculnya gangguan kepribadian ganda ini.

Alters-alters inilah yang akhirnya muncul dari diri individu yang kemudian secara tak langsung individu yakini dapat memberikan ia kenyamanan, keamanan, hingga kasih sayang yang tidak bisa ia dapatkan dari figur-figur penting dalam kehidupan realitanya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun