Pada fase treatment hari pertama, subjek diberi instruksi oleh instruktur gamelan Jawa berupa pembagian alat musik gamelan Jawa berdasarkan minat masing-masing subjek.Â
Adapun alat musik gamelan Jawa terdiri dari beberapa komponen seperti bonang, saron, peking, kendang, rebab, dan gong. Kemudian subjek diajarkan cara memegang alat musik gamelan Jawa selama dua hari.Â
Pada hari ketiga dan kelima, subjek mendapat pelatihan mengenai cara memukul alat musik gamelan Jawa. Subjek kemudian dilatih untuk memainkan alat musik gamelan Jawa tanpa irama mulai hari keenam sampai dengan kedelapan fase treatment. Tahap terakhir dalam fase treatment pada hari kesembilan sampai dengan kedua belas berupa latihan memainkan alat musik gamelan Jawa secara berirama.
Setelah dilakukan analisis, ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam ekspresi wajah positif antara sebelum treatment, selama treatment, dan setelah treatment. Hal ini menunjukkan bahwa terapi musik gamelan Jawa efektif dalam meningkatkan ekspresi wajah positif pada subjek, karena musik gamelan Jawa menjadi stimulus yang menyenangkan bagi subjek.Â
Dalam terapi musik gamelan Jawa, subjek diajak untuk mengikuti instruksi dan memainkan alat musik gamelan Jawa secara mandiri. Hal ini merangsang timbulnya berbagai sensasi seperti visual, auditori, dan perabaan. Sensasi-sensasi ini kemudian diintegrasikan sehingga memicu emosi positif yang kemudian mempengaruhi reaksi ekspresi wajah positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H