Mohon tunggu...
Mutia Risa
Mutia Risa Mohon Tunggu... Freelancer - -

Be happy, Be you.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rasisme dalam Pandangan Islam

11 Juli 2020   16:02 Diperbarui: 11 Juli 2020   16:04 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, gelombang kemarahan warga dunia terhadap rasisme tengah membuncah. Aksi protes dilakukan warga di berbagai penjuru dunia. Hal itu karena terdapat kejadian memilukan yang terjadi di wilayah Powderhorn Selatan, Kota Minneapolis, Amerika Serikat.

Seorang pria berkulit hitam, George Floyd, berusia 46 tahun yang baru saja terkena PHK akibat COVID-19, dilaporkan kepihak kepolisian karena berbelanja di sebuah toko dengan menggunakan uang palsu senilai US$20 atau sekitar 300 ribu rupiah. Polisi pun datang untuk menangkap Floyd atas laporan tersebut. 

Namun sayang, nyawa George Floyd tak tertolong karena mendapat perlakukan rasisme dari polisi. Seorang anggota polisi bernama Derek Chauvin Floyd menyekap leher Floyd menggunakan lutut, sehingga menyebabkan Floyd kehabisan nafas.

Kasus kematian Floyd yang terjadi pada tanggal 25 Mei 2020 tersebut membuat gelombang protes dan demo turun ke jalan di berbagai negara. Gelombang protes tidak hanya terjadi di AS, tapi juga di Jerman, Inggris, dan Australia. Para pendemo menyerukan isu menentang rasisme dan kebrutalan polisi.

Tak hanya itu, netizen di berbagai belahan dunia pun ramai-ramai berkomentar di media sosial Twitter melalui tagar #BlackLivesMatter. Tagar tersebut mencapai puncak pertama trending topic dunia pada pukul 07.20 dengan total sekitar 529 ribu cuitan. Sementara di Indonesia, tagar #BlackLivesMatter menjadi trending topic kelima.

Kasus rasisme pun tidak hanya terjadi di luar negeri, namun juga di negara kita tercinta, Indonesia. Sering sekali terjadi tindakan rasisme, khususnya terhadap orang Papua. 

Seperti salah satu kasus yang disebabkan oleh video viral di media sosial tentang seseorang yang melakukan penghinaan terhadap masyarakat Papua dengan menyebutkan kata 'Monyet'.

Kasus yang terjadi pada bulan Agustus tahun 2019 lalu ini membuat aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh masyarakat Papua. Hal ini juga yang menjadi buntut dari tindakan kekerasan aparat kepolisian terhadap mahasiswa Papua di Surabaya yang disusul dengan penangkapan.

Setidaknya ada 7 milyar lebih manusia dan ratusan suku bangsa yang berbeda di dunia ini, tetapi nampaknya kita masih saja tidak bisa menerima perbedaan sebagai karunia dari Allah SWT.Kita hanya perlu berusaha untuk membuka mata, hati dan pikiran kita terhadap perbedaan itu sendiri. Bukan malah saling menghina dan merendahkan antar suku, ras atau bangsa lainnya.

Kita sebagai manusia, tidak dapat dipungkiri, diciptakan dengan adanya perbedaan fisik, baik itu perbedaan warna mata, warna kulit, bentuk wajah, tinggi dan bentuk badan, serta atribut fisik lainnya. Itu sunnatullah. Namun itu diciptakan agar manusia mengetahui tanda-tanda kekuasaan-Nya (QS. Ar-Rum: 22).

Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa Allah hanya menilai hati dan amal kamu, dan bukan pada rupa serta harta kalian (HR. Muslim). Islam mengharamkan rasisme di muka bumi ini. Semua orang pada dasarnya mempunyai kedudukan yang sama dan memiliki hak-hak dasar kemanusiaan yang tidak boleh dibeda-bedakan, satu di istimewakan dan satu lagi dihinakan hanya karena alasan perbedaan suku, ras, atau bangsa semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun