Mohon tunggu...
Mutiara Zulfa Lathifah
Mutiara Zulfa Lathifah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Retorika dan Dakwah dalam Komunikasi Efektif

17 Juni 2024   18:01 Diperbarui: 17 Juni 2024   18:10 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Syamsul Yakin dan Mutiara Zulfa Lathifah
Dosen Retorika dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hubungan antara retorika dan dakwah sangat erat. Jika retorika adalah seni berbicara, maka dakwah secara definitif berarti mengajak melalui berbicara. Dakwah yang disampaikan dengan bahasa yang indah akan memikat mad'u, yang dikenal sebagai dakwah billisan.

Retorika mencakup komunikasi verbal, baik lisan maupun tulisan. Dalam dakwah, ini terwujud dalam bentuk dakwah billisan dan bilkitabah (tulisan). Spektrum dakwah tidak hanya mengajak melalui berbicara tetapi juga melalui tulisan.

Selanjutnya, retorika mengenal komunikasi nonverbal, baik secara tatap muka maupun melalui media. Dalam dakwah, ini dikenal sebagai dakwah bilhal, yang bisa dilakukan secara online atau offline. Dalam retorika, bahasa tubuh dan gerakan tubuh memainkan peran penting, yang dalam dakwah diartikan sebagai memberikan keteladanan atau menjadi role model.

Jika retorika berkembang dari seni berbicara menjadi ilmu berbicara, dakwah juga berkembang dari kegiatan agama menjadi kajian agama. Retorika awalnya merupakan warisan budaya yang kemudian berkembang, demikian pula dakwah yang berkembang menjadi ilmu yang sistematis, logis, dan dapat diverifikasi.

Tujuan retorika adalah menyampaikan pesan secara informatif, persuasif, dan rekreatif. Pesan dakwah, yang mencakup akidah, syariah, dan akhlak, juga dapat disampaikan dengan cara yang informatif, persuasif, dan rekreatif. Bahkan, tujuan retorika dan dakwah, dalam batas tertentu, sama-sama edukatif.

Dalam konteks tujuan retorika yang persuasif, dakwah memiliki metode seperti bilhikmah, ceramah, dan diskusi yang harus disampaikan dengan kelembutan.

Dalam pengembangan retorika, penggunaan bahasa baku, data, dan riset sangat penting. Hal yang sama berlaku untuk dakwah, baik dalam bentuk billisan, bilkitabah, maupun bilhal. Terlebih lagi, mengingat bahwa mad'u semakin kritis dan rasional.

Dalam retorika, Aristoteles memperkenalkan konsep pathos, logos, dan ethos. Para dai harus memiliki ketiga unsur ini, baik dalam aspek intelektual maupun spiritual. Namun, dalam konteks pathos, ekspresi emosi dai bukan sekadar retorika.

Untuk berdakwah, penguasaan retorika verbal dan nonverbal sangat penting. Sebaliknya, beretorika sebaiknya juga mengandung konten dakwah, baik akidah, syariah, maupun akhlak. Dakwah tanpa retorika akan lemah, sedangkan retorika tanpa muatan dakwah akan kehilangan arah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun