Mohon tunggu...
Mutiara Titian Istiqomah
Mutiara Titian Istiqomah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat yang memiliki hobi membaca dan menulis. Ingin berkontribusi kepada masyarakat dengan memberi informasi seputar kesehatan dan gaya hidup sehat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Peran Orang Dewasa Dalam Mengatasi Perilaku Bullying di Sekolah Dasar

17 Desember 2022   08:30 Diperbarui: 17 Desember 2022   08:45 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak luar biasa dari bullying akan terjadi pada pelaku dan korban. Pelaku akan memiliki watak keras, tidak dapat berempati, dan merasa memiliki kekuasaan. Pengaruh jangka pendek yang ditimbulkan adalah korban menjadi cemas, depresi yang dapat berakhir dengan bunuh diri, menurunnya minat belajar, dan mengikuti kegiatan sekolah. Sedangkan akibat jangka panjang dari penindasan ini seperti mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan baik dengan teman sebaya dan selalu memiliki kecemasan terhadap perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-temannya. 

Korban bullying juga akan berkaca dari tindakan apa yang pernah diterima, tindakan ekstrim lainnya korban akan melakukan balas dendam pada pelaku bullying yang tentu saja dalam bentuk yang lebih ekstrim. Korban bullying akan berubah kondisi menjadi pelaku bullying (Kusuma, 2016). 

Peran Orang Dewasa dalam menyikapi Bullying di Sekolah Dasar

Dewasa ini orang tua lebih memilih untuk menyerahkan pendidikan anaknya kepada pihak sekolah karena adanya tuntutan dunia kerja. Padahal pembentukan perilaku, watak serta kepribadian anak berawal dari lingkungan keluarga. Perbedaan pola asuh yang diterapkan pada setiap keluarga tentu membentuk perilaku anak yang berbeda-beda pula. Berikut adalah pola asuh yang dapat menimbulkan perilaku bullying pada anak : 

Keluarga yang menerapkan pola asuh permisif membuat anak terbiasa untuk bebas melakukan segala sesuatu yang diinginkannya. Akibatnya anak menjadi manja, akan memaksakan keinginannya, dan tidak tahu letak kesalahannya sehingga segala sesuatu yang dilakukan dianggapnya benar. 

Begitu pula dengan pola asuh yang keras yang cenderung mengekang kebebasan anak sehingga terbiasa mendapatkan perlakuan kasar yang nantinya bisa dipraktikkan dalam pertemanannya.

Pola asuh otoriter yang mementingkan kepatuhan anak terhadap orang tua, terjadi pemaksaan kehendak dari orang tua yang berbenturan dengan kesiapan anak sehingga anak mengalami trauma atau melakukan perlawanan/ substitusi dengan melakukan bullying pada anak lain. 

Pola asuh yang mengabaikan (uninvolved parenting) juga dapat menjadi faktor yang pendorong bullying. Pola asuh mengabaikan tindak berpusat pada apa yang baik untuk anak, melainkan hanya berpusat pada keinginan dan kepentingan orang tua. Pola asuh seperti ini mengakibatkan anak bertindak tanpa kendali dan jika dibiarkan dapat menyebabkan terjadinya tindakan bullying dan kecenderungan terlibat kenakalan remaja dan bertingkah antisosial. 

Selanjutnya adalah peran orang dewasa di lingkungan sekolah. Sekolah bagi anak usia Sekolah Dasar adalah rumah kedua yang kondisinya harus diciptakan senyaman dan seaman mungkin. Kondisi yang terjadi sebaliknya akan menjadikan sekolah sebagai tempat berlatih untuk bertindak negatif yang dapat merusak bahkan menghancurkan masa depan anak. Guru, karyawan, dan masyarakat di sekitar sekolah bertanggungjawab untuk menciptakan lingkungan sekolah yang optimal bagi pertumbuhan seorang anak.

Orang dewasa, sebagai pihak yang lebih mengerti, harus bisa mendampingi anak dalam berperilaku, menjadi sandaran anak, serta memberi rasa aman dan nyaman pada anak. Sebagai orang dewasa kita tidak boleh menyepelekan perilaku menyimpang yang dilakukan anak, kita harus mampu mengajarkan nilai baik dan buruk kepada anak serta mengajarkan anak untuk mengetahui dan mengakui kesalahannya. Pada kasus bullying di sekolah, orang dewasa harus bisa menyikapinya dengan rasional dan tidak bias. Orang dewasa harus bisa menjadi tempat anak untuk mengadu, tempat meminta saran, tempat memperoleh rasa aman dan nyaman, serta mampu membimbing anak. Orang dewasa hendaknya menindaklanjuti kasus bully dengan seksama dan tegas. Orang dewasa yang dimaksud disini adalah orangtua, keluarga, guru, karyawan, dan masyarakat yang berada di sekeliling anak.

*Mutiara Titian Istiqomah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun