Mohon tunggu...
Mutiara SaniaRahmah
Mutiara SaniaRahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

S1 Reguler FKM UI 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Stop Penggunaan Vape! Untuk Apa Gaul Kalau Merugikan Diri Sendiri

5 Desember 2023   14:02 Diperbarui: 5 Desember 2023   14:12 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di Indonesia, saat ini vape menjadi tren di kalangan remaja. Mereka menganggap vape itu lebih asik dan kekinian dibanding rokok batangan. Ada plus nya juga, karena vape punya ratusan rasa yang bikin orang penasaran untuk mencoba. Selain ingin terlihat gaul dan keren, minimnya edukasi soal efek bahaya vape, semakin membuat remaja menganggap kalau rokok elektrik itu lebih aman dibanding rokok batangan. Padahal sebenarnya risikonya sama aja, lho. Baik rokok batangan maupun rokok elektrik, keduanya merupakan faktor risiko berbagai penyakit seperti jantung koroner, kanker paru-paru, asma dan penyakit pernapasan lainnya. Dan tahukah kamu ?, beberapa literatur menunjukkan kalau merokok (vaping) juga berpotensi mengganggu perkembangan otak khususnya pada remaja(National Akademi Ilmu Pengetahuan, Teknik, dan Kedokteran Nasional, 2018). 

Remaja rentan terhadap efek nikotin dari rokok karena masa remaja merupakan periode sensitif bagi otak untuk mematangkan sirkuit otak yang mengatur kognisi dan emosi. Terdapat banyak literatur yang menunjukkan bahwa secara klinis nikotin berperan sebagai neuroteratogen yang memberikan efek maturasi jangka panjang terhadap perkembangan otak (Slotkin, 2004; Ginzel et al. 2007; Dwyer et al. 2008, 2009). Literatur dari Yuan (2015) menunjukkan, kalau nikotin dan logam yang terdapat dalam rokok elektrik dapat mengganggu perkembangan otak remaja karena berpotensi dapat merusak bagian otak yang bertugas untuk mengontrol konsentrasi, pembelajaran, suasana hati (mood), dan pengendalian impuls. Selain itu paparan nikotin kronis pada masa remaja memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap perilaku kognitif seorang remaja. Nikotin pada rokok elektrik juga dapat mengganggu perkembangan sistem limbik normatif dan meningkatkan kerentanan remaja terhadap perilaku penyalahgunaan obat-obatan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius karena rokok elektrik berpotensi menjadi 'pintu gerbang' baru bagi penyalahgunaan obat-obatan di masa depan.

Selain nikotin, banyak komponen dalam rokok elektrik lainnya seperti perasa, uap, e-liquid, dan koil logam yang dapat menyebabkan stres oksidatif (Tobore, 2019). Stres oksidatif adalah faktor molekuler penting yang memicu berbagai efek berbahaya dari rokok. Masa remaja, yaitu fase dimana otak sedang berkembang, sangat rentan terhadap efek bahaya dari stres oksidatif. Efek dari stres oksidatif yang disebabkan rokok elektrik ini berpotensi berperan terhadap berbagai masalah sosial remaja termasuk kinerja belajar dan akademik yang buruk, peningkatan perilaku agresif dan impulsif, kualitas tidur yang buruk, defisit konsentrasi, gangguan memori dan kognisi, serta meningkatnya depresi dan keinginan untuk bunuh diri.

Dalam mengeksplorasi dunia remaja yang dipenuhi tren vape dan rokok elektrik, penting untuk kita menyadari bahwa dampak penggunaan bahan-bahan berbahaya ini tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga berpotensi mengganggu perkembangan otak, pondasi kreativitas, dan potensi masa depan generasi muda. Masa remaja adalah masa emas yang apabila dimanfaatkan dengan optimal akan menjadi salah satu kunci kesuksesan di masa depan. Memaksimalkan masa remaja, saat otak sedang dalam tahap pertumbuhan dan penjelajahan, merupakan investasi berharga bagi masa depan yang gemilang. Maka dari itu, kesadaran akan bahaya rokok elektrik terhadap perkembangan otak harus menjadi fokus utama dalam upaya menjaga generasi penerus agar dapat berkembang secara optimal dan mencapai potensi terbaik mereka.

Sumber

Ma, H., Gaudiello, E., Sheeran, P., Sanzo, N., Sutfin, E.L. and Noar, S.M., 2023. National Youth tobacco surveys (2014--2019) show increasing beliefs in the harm and relative addiction of e-cigarettes but decreasing associations between those beliefs and e-cigarette use. Addictive Behaviors, 144, p.107713.

Tobore, T. O. (2019). On the potential harmful effects of E-Cigarettes (EC) on the developing brain: The relationship between vaping-induced oxidative stress and adolescent/young adults social maladjustment. Journal of Adolescence, 76, 202--209. https://doi.org/10.1016/J.ADOLESCENCE.2019.09.004

Yuan, M., Cross, S. J., Loughlin, S. E., & Leslie, F. M. (2015). Nicotine and the adolescent brain. The Journal of Physiology, 593(Pt 16), 3397. https://doi.org/10.1113/JP270492

Quick Facts on the Risks of E-cigarettes for Young People. 2023. Available at: https://www-cdc-gov.translate.goog/tobacco/basic_information/e-cigarettes/Quick-Facts-on-the-Risks-of-E-cigarettes-for-Kids-Teens-and-Young-Adults.html?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc. 

Gilmore, B., Reveles, K. and Frei, C.R., 2022. Electronic cigarette or vaping use among adolescents in the United States: A call for research and legislative action. Frontiers in Public Health, 10, p.1088032.

Dwyer, J. B., McQuown, S. C., & Leslie, F. M. (2009). The dynamic effects of nicotine on the developing brain. Pharmacology & Therapeutics, 122(2), 125--139. https://doi.org/10.1016/J.PHARMTHERA.2009.02.003

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun