Mohon tunggu...
Mutiara Ramadhani
Mutiara Ramadhani Mohon Tunggu... Human Resources - bisnis

edukasi diri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sawah Tertimbun Longsor, Warga Meminta Bantuan Pemerintah Secepatnya

3 Maret 2020   08:05 Diperbarui: 3 Maret 2020   08:12 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Longsor Desa Nanggung | dokpri

Jawa Barat merupakan lumbung padi terbesar di Indonesia setelah Jawa Timur. Desa Nanggung salah satunya, desa yang terletak di Kabupaten Bogor ini memiliki lahan pertanian seluas 2.861 hektare. Sementara yang di dominasi tanaman padi sekitar 2.752 hektare.

Letak desa Nanggung yang berada di pegunungan menyebabkan lokasi tersebut cocok untuk di jadikan lahan pertanian. Warga sekitar Desa Nanggung menjadikan bertani sebagai pekerjaan utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lahan pertanian di Desa Nanggung sebagian besar milik masyarakat. 

Di setiap wilayahnya memiliki kelompok-kelompok tani nya sendiri salah satu nya kelompok tani Nanggela. Kelompok tani Nanggela di ketuai oleh Ata Wijaya yang juga menjabat sebagai Ketua RT wilayah tersebut. Ata menyebutkan bahwa lahan pertanian Nanggela sebagaian besar milik masyarakat. Untuk hasil pertanian seperti tengkulak gabah dan padi mereka manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari dengan mengkonsumsi sendiri dan sebagian di jual untuk masyarakat sekitar desa Nanggung memenuhi kebutuhan harian nya.

Awal tahun 2020 Desa Nanggung disambut dengan bencana longsor yang menimbun banyak rumah warga serta lahan pertanian khususnya sawah padi. Hampir 2 hektare persawahan masyarakat Desa Nanggung tertimbun longsor serta aliran irigasi pun ikut hancur dan menyebabkan air tidak mengalir ke persawahan sehingga sawah tersebut menjadi kering dan akan menghasilkan padi yang buruk kualitas nya bahkan sudah banyak bibit yang baru di tanam kemudian mati. Ketua kelompok tani sekaligus RT setempat sudah melaporkan kejadian tersebut ke pemerintah daerah Jasinga sejak 2 Januari. 

Namun, hingga saat ini belum ada tindakan khusus dari pemerintah untuk mengatasi timbunan longsor tersebut, bahkan pihak pemerintah daerah pun belum melihat secara langsung tempat kejadian. Sementara ini masyarakat tidak bisa mengelola lahan yang terkena longsor dan hanya menunggu tindakan dari pemerintah. 

"ya saya sebagai ketua kelompok tani hanya bisa melaporkan, menjadi perpanjangan tangan warga yang melapor ke saya. Banyak sekali warga yang mengeluh atas kejadian ini, namun balik lagi saya tidak bisa melakukan apa-apa. Sekarang yang saya lakukan yaitu selalu menghubungi pemerintah daerah setempat untuk bertanya kapan tindakan dan bantuan nya akan sampai kesini" ucap Ata Wijaya. "kata PPL yang bertugas, bantuan dari pemerintah akan segera turun dalam waktu dekat, ya saya berharap semoga kabar itu benar" sambungnya.

Jadi saat ini menjadi keresahan Ata dan warga nya adalah longsor susulan dan sawah yang tidak bisa di kelola, karena memang sumber kehidupan masyarakat sekitar adalah dari pertanian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun