Mohon tunggu...
Mutiara Putri Salsabila
Mutiara Putri Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi D4 Akuntansi Perpajakan

Mahasiswi D4 Akuntansi Perpajakan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Hujan dan Suasana Hati: Mengapa Cuaca Dapat Memicu Perasaan Sedih

12 Desember 2024   20:05 Diperbarui: 12 Desember 2024   21:11 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pinterest (https://pin.it/NcXnpyrG9)

Hujan sering kali dihubungkan dengan perasaan sedih dan melankolis. Psikolog A. Kasandra Putranto menjelaskan bahwa penurunan paparan cahaya selama musim hujan mengurangi produksi serotonin, neurotransmitter yang berperan dalam pengaturan suasana hati. Hal ini dapat menyebabkan perasaan depresi dan melankolis. Selain itu, hujan membatasi aktivitas luar ruangan, yang mengurangi kesempatan untuk bersosialisasi dan berolahraga, sehingga meningkatkan rasa kesepian dan kebosanan.Asosiasi emosional yang muncul saat hujan juga berkontribusi terhadap perasaan sedih. Banyak orang memiliki kenangan atau pengalaman negatif yang terkait dengan cuaca buruk, yang dapat memicu emosi negatif. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang sudah memiliki masalah kesehatan mental lebih rentan terhadap perubahan suasana hati saat cuaca hujan. Gangguan afektif musiman (SAD) juga dapat diperburuk oleh kondisi ini, di mana perubahan musim menyebabkan depresi

Untuk mengatasi perasaan sedih saat hujan, disarankan untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan. Membaca buku, menonton film, atau berolahraga di dalam ruangan dapat membantu meningkatkan suasana hati. Aktivitas kreatif seperti menggambar atau melukis juga efektif untuk mengekspresikan emosi dan mengalihkan perhatian dari perasaan negatif.

Dengan demikian, memahami dampak cuaca terhadap kesehatan mental dapat membantu individu mengelola perasaan mereka dengan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun