Ketika risoles, lapis, bolu gulung, arem-arem, bolen pisang, bakwan udang dan kawan-kawannya tersaji di hadapan, di saat itulah, perang batin antara keinginan dan budget menyeruak.Â
***Â
Selain sulit menentukan beli minuman di depan kulkas minimarket, ternyata kesulitan memutuskan juga berlaku saat berada di Pujasera (Pusat Jajanan Serba Ada).Â
Bagaimana tidak sulit, ada banyak makanan enak tersaji di depan mata. Tiap jajanan yang terpajang seolah memanggil agar bisa dipersunting sebagai pemuas mulut dan perut.
Aih, mau pilih yang mana ya, yang asin atau yang manis? Yang ini atau yang itu?Â
Tiap keinginan saling berdebat satu sama lain. Ingin rasanya memborong semua makanan, namun apa daya, budget di kantong saya hanya cukup untuk membawa makanan dengan harga total Rp 10.000. Yup, saya lagi berhemat anggaran!Â
Selain pasar atau warung, Pujasera merupakan tempat yang kerap saya datangi ketika butuh camilan. Tersedia jajanan tradisional, lauk-pauk, aneka minuman hingga nasi bungkus berukuran kecil untuk sarapan pagi.
Saya jadi ingat, ketika dulu masih kuliah, saya kerap membeli beragam jajan pasar di Pujasera dekat kos untuk dimakan bersama teman-teman saat pulang dari kampus.Â
Gak heran, ketika organisasi yang saya ikuti mengadakan acara seminar, saya membeli jajan pasar untuk dimasukan ke kotak snack peserta. Selain enak, harganya terjangkau sehingga menghemat biaya konsumsi.Â
Di Kota Pekalongan sendiri, Pujasera berada di pinggir jalan. Tiap pagi, mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, mbak-mbak, mas-mas hingga bocil jadi pembeli setia.Â