Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mendaki Gunung? Jangan FOMO, Pahami Aturan dan Etikanya!

14 Juli 2024   14:53 Diperbarui: 15 Juli 2024   01:37 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mendaki gunung (sumber : Pixabay/kanenori) 

Gunung bukanlah tempat membuang sampah dan segala kotoran. Gunung adalah tempat manusia bisa menikmati keindahan alam yang Tuhan ciptakan. So, menjaga kebersihan gunung adalah kewajiban para pendaki

Gemercik air terdengar begitu menyegarkan. Tampak, seorang pendaki lengkap dengan tas ransel dan botol minumannya menuju ke sumber air tersebut. Ia hendak mengambil air di sumber air Gunung Gede Pangrango. 

Sesampainya di sumber air, ia terkejut, di saluran air yang begitu jernih, terlihat kotoran-kotoran manusia dan sampah nasi bertebaran. Pendaki tersebut akhirnya kesal dan tak jadi mengambil air. 

Bagaimana mungkin sumber air pegunungan yang seharusnya bersih, tercemar kotoran? 

Semua mungkin saja bila pendaki yang datang nir-etika. Para manusia yang tak memahami aturan-aturan saat berada di atas gunung. 

Saat ini, kegiatan mendaki bukan hanya dilakukan oleh orang yang telah ahli. Mendaki bisa dilakukan semua orang, tak terbatas ia yang hanya FOMO atau bermaksud untuk pamer di media sosial. 

Beberapa waktu lalu, saya melihat cerita podcast misteri di youtube. Dalam podcast tersebut, narasumber bercerita tentang pengalaman temannya yang kesurupan akibat buang hajat sembarangan. 

Temannya tersebut memang bukan pendaki ulung. Ia cuma ikut-ikutan saja sehingga tak paham etika-etika saat mendaki. 

Narasumber berkata bahwa rata-rata pendaki pemula memang kurang paham soal aturan. Banyak sekali pendaki yang membuang sampah sembarangan, memetik bunga Edelweis, berkata kotor, berbuat mesum hingga buang hajat di lokasi yang tak seharusnya. 

Teman narasumber salah satu pelakunya. Ia buang hajat di dekat pohon besar dan meninggalkan begitu saja. Akibatnya, setelah turun gunung, tubuhnya panas dingin, dan ia kerap mengigau soal aktivitas buang hajat tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun