Asistensi mengajar merupakan salah satu progam Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM yang berada dibawah naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan Asistensi mengajar dapat menambah pengalaman dan wawasan kepada mahasiswa terutama bagi lingkup fakultas ilmu pendidikan. Dalam prakteknya mahasiswa juga dapat mengimplementasikan ilmu yang telah di dapat selama di kampus. Terutama dalam menerapkan kegiatan proses pembelajaran menggunakan teknologi. Selain itu mahasiswa juga diminta untuk menumbuhkan kegiatan literasi dan numerasi di sekolah dasar. Literasi dan numerasi menjadi penting karena dasar dari segala mata pelajaran membutuhkan hal ini.  Kegiatan asistensi mengajar progam studi PGSD Universitas Trunojoyo Madura dilaksanakan mulai tanggal 9 September 2024  sampai 13 Desember 2024. Salah satu sekolah yang menjadi mitra kampus tersebut yakni UPTD SDN Banyuajuh 02 yang terletak di Jalan Salak III / 15 Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur .
    Sebelum terjun langsung ke lapangan, para mahasiswa yang mengikuti progam asistensi mengajar melakukan pembekalan yang dilakukan oleh pihak kampus  pada tanggal 29 Agustus 2024 yang dihadiri oleh, dekan, kaprodi, para dosen wali, dan calon mahasiswa asistensi megajar. Pembekalan yang diberikan terdiri dari pembagian kelompok sekolah kepada mahasiswa, memberi tau siapa saja yang akan membimbing kegiatan (DPL & Guru Pamong), penerapan kegiatan  pembelajaran yang menggunakan adaptasi teknologi, non pembelajaran (pembinaan ekstrakulikuler dll), pengkonversian SKS kegiatan asistensi mengajar selama satu semester, proker selama di sekolah mitra, luaran yang harus diselesaikan mahasiswa seperti HKI dan artikel, etika selama di sekolah, jurnal harian yang wajib di isi, dan laporan kegiatan.
   Kegiatan asistensi mengajar di serahkan kepada kampus ke sekolah mitra pada tanggal 9 september 2024 menggunakan acara formal yang dihadiri dosen pembimbing lapangan, kepala sekolah, staff guru, dan mahasiswa. Acara Ini merupakan proses berawalnya kegiatan mengajar di sekolah. Ketika acara selesai guru pamong membagi mahasiswa 2 orang perkelas dari kelas 1 sampai kelas 5 untuk membantu kegiatan belajar mengajar selama 4 bulan. Penulis mendapatkan ruang praktek mengajar kelas 3 & 5. Ketika praktek mengajar penulis juga menerapkan adaptasi teknologi, seperti menggunakan PPT, video pembelajaran, game word wall dsb. Siswa terlihat antusias saat pembelajaran saat bersama penulis karena dengan adaptasi teknologi pembelajaran terlihat sangat menarik dan tidak membosankan. Selain itu penulis juga sering memberikan berbagai macam ice breaking supaya pembelajaran lebih menyenangkan. Penulis merasakan banyak pengalaman mengajar melalui kegiatan ini sebelum manjadi guru yang sesungguhnya.
    Dalam kegiatan asistensi mengajar non-pembelajaran, penulis berperan aktif dalam membantu pelaksanaan program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Pramuka yang rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu. Salah satu kegiatan P5 yang dilakukan penulis adalah membantu siswa kelas 6 dalam pembuatan klepon, sebagai bentuk upaya pelestarian makanan tradisional Indonesia. Selain itu, penulis turut berpartisipasi dalam memperkenalkan makanan tradisional kepada siswa kelas 3 melalui media pembelajaran berupa presentasi menggunakan PowerPoint. Di kelas 5, penulis membantu siswa dalam kegiatan melukis kanvas, yang tidak hanya bertujuan untuk mengasah kreativitas siswa, tetapi juga memperkenalkan mereka pada seni visual sebagai sarana ekspresi diri.
   Kegiatan Pramuka yang penulis ikuti selama di sekolah mencakup berbagai aktivitas yang mendukung pembentukan karakter dan keterampilan siswa. Penulis terlibat dalam kegiatan jelajah alam yang bertujuan melatih daya tahan fisik dan mental siswa, serta mengajarkan keterampilan bertahan hidup di alam terbuka. Selain itu, kegiatan baris-berbaris serta hafalan Dwi Darma dan Tri Satya Pramuka menjadi media untuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan kepemimpinan. Penulis juga memfasilitasi permainan-permainan yang bertujuan mengasah kekompakan dan kerja sama tim, khususnya untuk siswa kelas rendah. Pengalaman ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga memberikan penulis wawasan berharga terkait dengan metode pengajaran yang interaktif dan menyenangkan.
    Penulis dan rekan-rekannya juga melaksanakan program kerja untuk meningkatkan literasi dan numerasi siswa dengan menambah jam  belajar sepulang sekolah. Selain itu proker lainnya yakni merancang kegiatan Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dilaksanakan pada bulan November, dimana siswa akan diajak untuk berkreasi dengan membuat batik jumputan sebagai bentuk pengenalan budaya dan seni lokal. Program lainnya adalah revitalisasi perpustakaan dengan menambah koleksi buku yang berkualitas, sehingga dapat memperkaya sumber belajar bagi siswa dan mendorong minat baca mereka. Melalui inisiatif-inisiatif ini, berharap dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menarik dan mendukung pengembangan kemampuan siswa secara holistik.
   Selain kegiatan pembelajaran dan non pembelajaran, penulis juga mendapatkan pengalaman berharga dalam hal bersosialisasi dengan berbagai pihak di lingkungan sekolah. Pengalaman ini melibatkan interaksi dengan orang-orang dari berbagai tingkatan posisi, baik yang memiliki posisi lebih tinggi, setara, maupun yang dianggap memiliki posisi lebih rendah. Dalam konteks ini, posisi yang lebih tinggi dapat diartikan sebagai interaksi dengan kepala sekolah dan staf pengajar, di mana penulis belajar menghargai hierarki dan etika komunikasi formal. Sementara itu, bersosialisasi dengan rekan sesama mahasiswa memberikan kesempatan untuk saling bertukar ide dan pengalaman dalam suasana yang lebih setara, mendorong kerja sama dan dukungan tim. Sedangkan, interaksi dengan siswa yang dianggap berada pada posisi lebih rendah bukan berarti penurunan kualitas komunikasi, melainkan kesempatan untuk mengasah kemampuan kepemimpinan dan empati. Semua pengalaman ini penting bagi penulis dalam mengembangkan keterampilan sosial yang sangat dibutuhkan untuk memasuki dunia kerja, di mana kemampuan berkomunikasi dan beradaptasi dengan berbagai lapisan masyarakat menjadi salah satu faktor yang sangat penting.
    Melalui pengalaman yang diperoleh selama program Asistensi Mengajar di UPTD SDN Banyuajuh 02 Kamal, penulis menyadari bahwa pencapaian dalam pengetahuan, pengalaman, serta pengembangan relasi haruslah disertai dengan sikap dan budi pekerti yang baik. Selama menjalani kegiatan ini, penulis belajar banyak mengenai pentingnya etika, mengajar yang baik, mengelola kelas supaya kondusif, adaptasi teknologi dalam pembelajaran dsb. Meskipun penulis telah mengumpulkan berbagai keterampilan dan wawasan, penulis juga menyadari adanya beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Umpan balik yang diterima dari Ibu Dosen selaku dosen pembimbing lapangan, Guru Pamong, rekan-rekan, dan para siswa sangat berharga untuk pengembangan diri penulis. Pengalaman yang didapatkan selama proses ini akan menjadi landasan yang berarti untuk melangkah ke fase selanjutnya.  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H