Mohon tunggu...
MUTIARA PASCA NANASYA
MUTIARA PASCA NANASYA Mohon Tunggu... Lainnya - Katalisator/ig.nasya.nanasya

Siap berkontribusi dengan antusiasme tinggi dan merangkul perbedaan dalam setiap aspek. Berkomitmen untuk berkolaborasi secara profesional, selalu mencari cara inovatif untuk menyatukan beragam perspektif. Dengan kecintaan mendalam terhadap budaya, percaya bahwa keragaman adalah kunci untuk menginspirasi inovasi dan menciptakan pertumbuhan yang dinamis dan inklusif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Revitalisasi Pujon Hill Kopi Robusta BP Berkembang di Bendosari

19 Januari 2024   22:37 Diperbarui: 19 Januari 2024   22:44 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony


Malang, 15 Januari 2024 - Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang  Sebuah terobosan bermakna menghadirkan angin segar di Dusun Tretes melalui upaya kolaboratif Kelompok Tani Hutan (KTH) Pujon Hill. Menyikapi tantangan serius terkait konservasi Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Pujon Hill, kami memulai perjalanan penuh tantangan dan makna, dengan meluncurkan program penanaman bibit kopi yang berfokus pada Agroforestry. Kegiatan ini merupakan bagian dari Pengabdian Mahasiswa pada Masyarakat  (PMM) dari Kelompok 152, dengan tema "Pemberdayaan Kelompok Tani Hutan (KTH) Berbasis Keberlanjutan Daerah Aliran Sungai." Dengan Dosen Pembimbing Lapang Dr. Ir. Nugroho Tri Waskitho, MP., IPU.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). www.umm.ac.id
Dalam kegiatan yang melibatkan seluruh petani di wilayah tersebut, KTH Pujon Hill diarahkan melalui perjalanan edukatif mengenai pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Seluruh petani yang hadir mampu memahami presentasi mengenai praktik-praktik konservasi dan dampak positifnya terhadap lingkungan lokal. Momentum tersebut menjadi sebuah inovasi ketika 500 bibit kopi diserahkan kepada KTH Pujon Hill sebagai langkah konkret untuk menanggapi tantangan perubahan lingkungan. Harapannya, bibit-bibit ini akan tumbuh menjadi pohon kokoh, tidak hanya mempercantik hutan, tetapi juga memberikan kontribusi ekonomi yang berkelanjutan.
"Kami berharap langkah ini memberikan dampak positif bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal, terutama petani di KTH Pujon Hill," ungkap Bapak Rudi wahono, Ketua KTH Pujon Hill. Para petani, yang mungkin awalnya menganggap ini sebagai langkah kecil, kini semakin menyadari peran krusial mereka dalam menjaga keberlanjutan alam. Langkah ini tidak hanya tentang menanam bibit kopi, tetapi juga tentang menanam kesadaran akan tanggung jawab kolektif terhadap lingkungan yang semakin rentan. Dalam prosesnya, KTH Pujon Hill tidak hanya memberikan bantuan fisik, tetapi juga berkomitmen untuk melakukan pemantauan tanaman secara langsung. Tentunya  ini, akan memberikan data yang sangat dibutuhkan untuk memahami perkembangan tanaman setelah penanaman, serta memastikan keberhasilan program konservasi ini. Melihat antusiasme petani dan respons positif dari masyarakat, langkah-langkah progresif ini tampaknya tidak hanya menjadi keberhasilan lokal tetapi juga menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain. Sebuah perjalanan yang diharapkan tidak hanya menumbuhkan pohon-pohon kopi, tetapi juga membangun fondasi keberlanjutan ekologi dan kesejahteraan masyarakat di Dusun Tretes. "Revitalizing Pujon Hill" bukan sekadar berita, melainkan sebuah cerita tentang kolaborasi, kesadaran lingkungan, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Pak Joko, sebagai narasumber, menekankan bahwa melindungi hutan bukan hanya upaya lingkungan, melainkan langkah penting untuk mencegah bencana alam dan melindungi nyawa manusia. Hutan berperan sebagai benteng alam yang menyerap karbon dioksida, mengatur iklim, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Melestarikan hutan tidak hanya menyelamatkan flora dan fauna, tetapi juga mengurangi risiko banjir dan tanah longsor akibat deforestasi. Kelestarian hutan juga melindungi dari kebakaran, baik secara harfiah maupun simbolis, menjadi pemadam api alami yang mengatur suhu dan meminimalkan risiko kebakaran hutan. Dalam perspektif spiritual dan nilai keagamaan, menjaga hutan dianggap sebagai amal kebajikan yang mendatangkan pahala. Dengan merawat ciptaan Tuhan, khususnya hutan sebagai karunia alam, diharapkan dapat menuai pahala di dunia dan akhirat. Upaya kolektif untuk merawat dan menjaga hutan diharapkan membentuk lingkungan yang sehat, aman, dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang. Oleh karena itu, menyelamatkan hutan bukan hanya kewajiban alam, melainkan juga tanggung jawab moral dan spiritual. Pemahaman akan dampak positif pelestarian hutan pada lingkungan, kehidupan manusia, dan nilai-nilai keagamaan menjadi dasar untuk bersatu dalam menjaga keberlanjutan hutan sebagai warisan berharga bagi planet ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun