Mohon tunggu...
Mutiara Margaretha Yaletha
Mutiara Margaretha Yaletha Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - makhluk hidup yang menempati sepetak tanah

be myself and here i am •.• kawasan bebas polusi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Isyarat: Berbicara Tanpa Suara

25 Agustus 2024   07:41 Diperbarui: 25 Agustus 2024   07:45 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi pribadi diolah melalui Canva

Komunikasi berfungsi sebagai jembatan penghubung antara individu dari berbagai latar belakang dan budaya. Dalam dunia yang beragam, bahasa isyarat memainkan peran krusial dalam memastikan bahwa semua orang, khususnya mereka yang mengalami gangguan pendengaran (tunarungu), dapat berkomunikasi secara efektif.

Apa Itu Bahasa Isyarat?

Bahasa isyarat merupakan metode komunikasi yang menggunakan gerakan tangan, ekspresi wajah, dan gerakan tubuh untuk menyampaikan pesan. Berbeda dari bahasa lisan yang mengandalkan suara, bahasa isyarat memanfaatkan elemen visual dan kinestetik untuk berkomunikasi. Setiap isyarat atau tanda dalam bahasa ini memiliki makna tertentu, memungkinkan individu untuk berbicara tanpa harus mengeluarkan suara.

Bahasa isyarat memberikan aksesibilitas yang esensial bagi orang dengan gangguan pendengaran, memudahkan mereka untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi, baik dalam interaksi sehari-hari maupun dalam konteks pendidikan dan pekerjaan. Tanpa bahasa isyarat, banyak dari mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam berkomunikasi dan berintegrasi dengan masyarakat. Setiap komunitas memiliki dialek dan sistem bahasa isyarat yang unik, mencerminkan budaya dan pengalaman mereka. Dengan mempelajari bahasa isyarat, kita tidak hanya belajar cara berkomunikasi dengan mereka yang menggunakannya, tetapi juga membuka wawasan tentang berbagai budaya.

Ketika menggunakan bahasa isyarat, penting untuk mendukung pesan yang ingin disampaikan dengan ekspresi wajah yang sesuai. Ekspresi wajah tidak hanya menambah kejelasan, tetapi juga memberikan nuansa emosional dan konteks tambahan pada pesan. Misalnya, ekspresi wajah dapat menunjukkan perasaan seperti kebahagiaan, kesedihan, atau kemarahan, yang membantu penerima memahami maksud dan intensi dari isyarat yang digunakan. 

Tanpa ekspresi yang tepat, pesan dalam bahasa isyarat mungkin kehilangan makna atau menjadi ambigu, sehingga komunikasi bisa menjadi kurang efektif. Ekspresi wajah adalah bagian integral dari bahasa isyarat, yang memperkaya interaksi dan memastikan pesan disampaikan dengan akurat dan penuh makna.

Pengalaman saya berkomunikasi dengan teman tunarungu menunjukkan bahwa, di antara berbagai bahasa yang saya pelajari, bahasa isyarat adalah yang paling mudah dikuasai karena tidak memerlukan pemahaman mendalam tentang kaidah kebahasaan atau struktur kalimat yang rumit. 

Saya belajar secara mandiri melalui channel YouTube. Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) sangat visual, dengan abjad dari A hingga Z yang berbentuk isyarat tangan mirip huruf kapital, memudahkan pemula untuk mempelajarinya. Dalam waktu singkat, saya dapat menguasai abjad Bisindo dan mengeja nama saya.

Selain abjad, kata-kata dalam bahasa isyarat juga sederhana. Misalnya, isyarat untuk "minum" terlihat seperti gerakan meminum dari gelas, dengan tangan diarahkan ke mulut. Begitu juga dengan isyarat "makan," yang menyerupai gerakan menyuap makanan ke mulut. Bahasa yang bergantung pada visual ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga mudah diingat oleh orang yang baru belajar bahasa isyarat.

Jadi, ayo belajar bahasa isyarat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun