Mohon tunggu...
Mutiara Margaretha Yaletha
Mutiara Margaretha Yaletha Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - makhluk hidup yang menempati sepetak tanah

be myself and here i am •.• kawasan bebas polusi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebenaran Itu Tersirat di Balik Realitas yang Tampak

12 Juli 2024   21:08 Diperbarui: 12 Juli 2024   21:28 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sering kali kita merasa paling benar dan menyalahkan orang lain yang berbeda dengan kita. Padahal itu hanya soal cara pandang."

Mungkin ada perbedaan antara apa yang tampak dipermukaan dan apa yang sebenarnya. Sebagai contoh, sebuah pensil yang setengahnya berada di dalam air dan setengah di atas air akan terlihat patah, tetapi kenyataannya adalah tidak patah.

Dalam pemikirannya, Sokrates sering menekankan bahwa kebenaran bukanlah sesuatu yang dapat diukur atau diidentifikasi hanya dari penampilan fisik atau pandangan permukaan. Ia mempertanyakan apakah kita benar-benar tahu sesuatu dengan pasti, ataukah kita hanya terperangkap dalam ilusi yang diciptakan oleh penglihatan dan persepsi kita.

Menurut Sokrates, kebenaran suatu masalah tidak seperti yang terlihat. Kita semua tau bahwa ketika matahari berada di ufuk barat atau timur, penampakannya terlihat lebih besar dibanding ketika berada di tengah, tapi pada kebenarannya, ukuran matahari tidak pernah berubah. Jadi, beberapa hal yang tampaknya benar bagi kita mungkin sebenarnya salah pada kenyataannya.

Salah satu dialog terkenal Sokrates yang mencerminkan pandangannya ini adalah "Teetetos", di mana ia mengeksplorasi konsep pengetahuan dan kebenaran. Sokrates menekankan bahwa kebenaran sesuatu tidak dapat dipahami hanya melalui indra atau pengamatan visual semata. Ia merangsang pemikiran bahwa kebenaran sesuatu dapat tersirat di balik realitas yang tampak.

Sokrates juga mempertanyakan sifat pengetahuan dan keyakinan kita. Apakah apa yang kita yakini sebagai kebenaran sejati benar-benar mencerminkan realitas, ataukah itu hanya sebatas pandangan subjektif? Ia menunjukkan bahwa seringkali kita dihadapkan pada ketidakpastian dan bahwa kebenaran sejati mungkin memerlukan refleksi mendalam dan pertanyaan yang kritis.

Dalam konteks ini, Sokrates mengajarkan pentingnya dialog dan tanya jawab untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam. Ia berpendapat bahwa dengan terus-menerus mempertanyakan dan merenung, kita dapat mencapai pemahaman yang lebih baik tentang kebenaran yang mendasar, yang mungkin tersembunyi di balik penampilan atau pandangan awal.

Dengan demikian, pandangan Sokrates tentang kebenaran menekankan pentingnya melampaui penilaian permukaan dan mencari pemahaman yang lebih dalam. Ia mengajak kita untuk merenung, mempertanyakan, dan menjelajahi kebenaran yang mungkin tidak selamanya terlihat pada pandangan pertama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun