Mohon tunggu...
Mutiara Margaretha Yaletha
Mutiara Margaretha Yaletha Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - makhluk hidup yang menempati sepetak tanah

be myself and here i am •.• kawasan bebas polusi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Urgensi Mempunyai Relasi dalam Urbanisasi

15 April 2024   16:55 Diperbarui: 15 April 2024   17:10 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut KBBI V, Urbanisasi adalah perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dari desa (kota kecil, daerah) ke kota besar (pusat pemerintahan).

Urbanisasi adalah hal dinamis yang pasti ada. Ketika sebuah kota melakukan pembangunan, otomatis itu akan menjadi daya tarik bagi kota-kota lain, ibarat ada gula ada semut, asal gulanya tidak menumpuk di satu tempat saja, karena kalau semua mengacu pada satu tempat alternatifnya akan terbatas sehingga persaingannya tinggi. (Daisy Indira, Sosiolog Universitas indonesia)

Urbanisasi menjadi hal yang lumrah di beberapa daerah, lonjakan penduduk urbanisasi biasanya terjadi pasca mudik lebaran. Ketika lebaran usai, banyak pemudik yang kembali ke Jakarta dengan membawa sanak keluarganya untuk turut mengadu nasib di Ibukota. Pertambahan pendatang pasca lebaran rata-rata mencapai 60 ribuan

Pentingkah mempunyai relasi dalam urbanisasi?

Menurut saya, mempunyai relasi itu penting tapi tidak wajib. Mempunyai banyak relasi tidak menjamin kesuksesan di tanah rantau, utamanya adalah skill yang memumpuni dan niat yang kuat karena "di mana kemauan di situ ada jalan."

Para perantau meninggalkan kampung halaman dan keluarga demi peluang yang lebih baik, baik itu dalam hal pendidikan, pekerjaan, atau kehidupan yang lebih layak. Namun, di balik harapan yang menggiurkan, berada di tanah rantau sering kali bukanlah perjalanan yang mudah. Terpisah dari lingkungan yang dikenal, beradaptasi dengan budaya baru, dan menghadapi tantangan ekonomi adalah sebagian kecil dari ujian yang harus dihadapi.

Saya pernah berbincang dengan salah seorang teman saya yang berasal dari Makassar, dia menjelaskan kalau relasi masih bisa dibangun ketika sudah berada tanah rantau, karena yang terpenting adalah tekad dan kegigihan untuk mengubah nasib menjadi lebih baik.

Bagi banyak orang, tanah rantau adalah jalan menuju impian. Mereka datang dengan harapan dan tekad untuk mencapai tujuan yang mereka idamkan. Meski jalan menuju impian penuh liku-liku, mereka tetap bertahan dan terus berjuang. Dengan tekad yang kuat dan semangat yang tidak padam, mereka melangkah maju menuju cita-cita mereka. Setiap kesulitan yang mereka hadapi di tanah rantau adalah bagian dari cerita keberhasilan yang akan mereka tuliskan suatu hari nanti.

Kesendirian bukanlah penghalang bagi mereka untuk mencapai impian. Mereka belajar mengandalkan diri sendiri, membangun relasi baru dengan orang-orang yang mereka temui di sepanjang jalan, dan terus berusaha mengatasi rintangan-rintangan yang muncul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun