Setiap menjelang berbuka puasa, tempat-tempat makan di seluruh belahan planet bumi berubah menjadi pusat semarak takjil. Dari mulai kolak, kurma, es buah, hingga makanan berlemak seperti gorengan, semuanya tersedia untuk memuaskan lidah yang haus setelah seharian menahan lapar dan haus.
Tapi jangan sampai lapar mata juga nih. Baru berpuasa 3 jam saja sudah membayangkan bubur sumsum yang enak tiada banding, eh pas azan magrib berkumandang, minum seteguk air saja rasanya sudah cukup.
Banyak juga orang yang membagikan takjil gratis di pinggir jalan, dulu saya suka sekali jalan-jalan menjelang magrib atau istilah kerennya, ngabuburit, demi mendapatkan takjil yang dibagikan secara cuma-cuma.
Di bulan puasa, banyak orang yang menjelma menjadi pedagang musiman, khususnya jualan takjil. Peluang bisnis yang menjanjikan menjadi faktor penting dalam pertumbuhan jumlah pedagang takjil. Banyak individu yang melihat bulan Ramadan sebagai kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan membuka gerai takjil sementara di pinggir jalan atau bahkan di rumah mereka sendiri. Modal yang relatif rendah untuk memulai usaha ini membuatnya semakin menarik bagi banyak orang.
Selepas kuliah tadi sore, saya dan teman-teman asrama yang lain pergi berburu takjil, kami membeli banyak jajanan seperti kolak, es buah, siomay, batagor, dan juga sempol ayam. Kami selalu menargetkan makanan apa yang akan kami beli untuk menu sampingan buka puasa.
Berhubung saya tinggal di asrama yang perizinan keluarnya super ketat, saya hanya bisa menjelajahi jajaran takjil di dekat asrama saja huhuuu :(
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H