Waktu terus berputar, generasi para pemimpin terus berestafet. Ketika tiba saatnya generasimu menjadi ujung tombak, apakah kamu siap menerimanya? Atau persiapannya masih belum matang sehingga meruntuhkan pencapaian generasi terdahulu?
Generasi Z adalah sekelompok individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, Gen Z kini telah menjadi kelompok yang mendominasi dunia pendidikan. Dengan perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang pesat, Generasi Z dihadapkan pada berbagai tantangan unik dalam mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Tiap orang ada masanya, tiap masa ada orangnya. Sekarang waktunya Generasi Z menyerap ilmu yang banyak lagi bermanfaat sebagai bekal untuk poros kehidupan yang lebih cemerlang. Semua orang dapat mengeluarkan teori tapi tidak dengan pelaksanaannya, semua orang bisa berangan-angan tapi tidak dengan mewujudkannya. Artikel ini akan sedikit menggambarkan tantangan yang saya pribadi alami ketika berada di awal fase perkuliahan dengan bahasa yang sudah saya susun sedemikian adanya, simak baik-baik ya.
1. Perasaan keterasingan. Merasa keterasingan ketika melihat teman-teman ngobrol dengan bahasa yang tidak kita pahami, saat pertama kali masuk ke lingkungan kampus, Mahasiswa Baru alias Maba pasti disuguhkan dengan keberagaman budaya dan bahasa yang berbeda. Rasa keterasingan itu wajar, yang nggak wajar itu kalo kalian menolak perbedaan yang ada dan nggak mau beradaptasi dengan lingkungan baru.
2. Tantangan akademis. Sebagian Generasi Z mungkin akan menghadapi tantangan akademis khusus, seperti kesulitan dengan mata kuliah tertentu atau bahasa pengantar yang berbeda. Jujurly saya sendiri agak kewalahan dengan istilah-istilah asing yang diucapkan beberapa dosen di awal pertemuan, untuk sekelompok orang hal ini bisa menjadi pecut agar terus menggali khazanah pengetahuan atau menjadi alasan menyerah untuk kelompok lain.
3. Teknologi dan Godaan Digital. Alasan klasik yang mungkin udah bisa kalian tebak, apalagi kalo bukan teknologi. Bakal panjang banget nih kalo udah berurusan sama yang namanya teknologi. Sebagai generasi yang tumbuh bersama teknologi, Gen Z nggak bisa mengabaikan kemajuan teknologi yang semakin canggih. Mudahnya akses ke internet dan media sosial merupakan tantangan untuk setiap individu. Sebagai seorang akademisi yang bijak, Gen Z perlu mengembangkan keterampilan manajemen waktu dan disiplin diri untuk menghindari jebakan digital dan memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran.
4. Fleksibilitas Karier dan Pekerjaan. Tantangan lain adalah perubahan paradigma dalam dunia pekerjaan. Generasi Z sering dihadapkan pada pilihan karier yang lebih beragam dan tidak konvensional. Mereka harus belajar untuk menjadi lebih fleksibel dan terbuka terhadap peluang-peluang baru yang mungkin tidak ada di masa lalu.
5. Manajemen waktu. Masalah yang sudah menelan banyak korban, bahkan orang yang sudah profesional sekalipun, waktu. Memasuki dunia perkuliahan mungkin menjadi suatu gebrakan baru bagi Gen Z untuk memperbaiki pola hidup, yang awalnya banyak membuang waktu untuk bermain gadget, kini mereka harus membuat strategi bagaimana caranya menghabiskan waktu untuk kegiatan yang lebih produktif.
6. Keterampilan Interpersonal. Meskipun terhubung secara digital, generasi Z terkadang menghadapi tantangan dalam mengembangkan keterampilan interpersonal yang kuat. Mengikuti kegiatan tambahan untuk mengasah skill, acara kampus, atau organisasi mahasiswa dapat membantu mahasiswa baru membangun relasi dan koneksi yang lebih bermakna.
7. Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Emosional. Tantangan kesehatan mental dan kesejahteraan emosional menjadi lebih sering terjadi pada Generasi Z. Tekanan dari tuntutan akademis, tekanan sosial media, dan perasaan terus-menerus untuk tampil sempurna dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Institusi pendidikan harus menyediakan dukungan psikologis dan mendukung lingkungan belajar yang menyenangkan untuk mendorong kesejahteraan mental yang lebih baik.
Melalui kesadaran, edukasi, dan dukungan dari masyarakat, Generasi Z dapat mengatasi tantangan ini dengan baik. Mereka memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif di dunia yang terus berkembang ini. Apalagi suara Generasi Z udah ditargetkan oleh bakal calon presiden Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang.Â
"Jika ada data yang menunjukkan kekuatan suara yang mesti diperhitungkan, adalah Generasi Milenial dan Generasi Z ini. Potensinya cukup tinggi. Di Bali ada sekitar 44% dan nasional ada 53%," kata Ganjar di Hotel Prime Plaza, Kota Denpasar, Bali, Sabtu (17/6).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI