filsafat, kedokteran, matematika, kimia, astronomi, dan logika. Karya-karyanya memberikan kontribusi besar dalam memperluas pengetahuan manusia pada masa itu dan berdampak jauh hingga abad-abad berikutnya.
Ibnu Sina, atau yang juga dikenal dengan nama Avicenna, adalah salah satu tokoh terkemuka dalam sejarah peradaban Islam dan filosofi dunia. Lahir pada tahun 980 Masehi di wilayah yang sekarang bagian dari Uzbekistan, Ibnu Sina unggul dalam berbagai disiplin ilmu, termasukSalah satu pemikiran Ibnu Sina yang menjadi poin penting dalam filsafat Islam dan mempengaruhi pemikiran banyak filsuf dan cendekiawan muslim setelahnya adalah Teori Emanasi. Teori ini mengajukan konsep tentang bagaimana alam semesta terbentuk dan berkembang. Ibnu Sina menggunakan konsep ini untuk menjelaskan hubungan antara Tuhan (Dzat Tertinggi) dan realitas lain yang lebih rendah.
Emanasi berasal dari kata Latin "emanare," yang berarti memancar. Dalam konteks teori ini, emanasi mengacu pada proses di mana Tuhan memancarkan diri-Nya untuk menciptakan realitas alam semesta.
Secara sederhana, Teori Emanasi Ibnu Sina menyatakan bahwa alam semesta berasal dari satu sumber asal atau substansi yang murni, yakni Allah. Emanasi merupakan proses di mana keberadaan Tuhan atau substansi yang murni ini menyebar atau memancar ke berbagai bentuk dan tingkat eksistensi yang lebih rendah.
Ibnu Sina percaya bahwa ada tingkatan keberadaan yang berbeda, mulai dari yang paling sempurna hingga yang paling rendah. Allah dianggap sebagai substansi yang paling sempurna dan murni, sedangkan alam semesta dengan segala keberagamannya adalah hasil pancaran dari keberadaan-Nya. Proses ini membentuk tingkatan keberadaan, di mana semakin rendah tingkatnya, semakin jauh pula dari kesempurnaan dan keberadaan asalnya.
Teori emanasi menjelaskan bagaimana proses kejadian alam semesta ini, digambarkan ketika suatu masa di mana pada saat itu tiada keberadaan lain selain Tuhan, dan dikarenakan hanya ada dirinya maka hanya berfikirlah aktifitasnya. Ketika Tuhan memikirkan dirinya maka terciptalah akal pertama, dan ketika akal pertama ini memikirkan dirinya dan Tuhannya maka timbulah akal kedua dan langit pertama, ketika akal kedua memikirkan dirinya, Tuhan, dan akal pertama, maka lahirlah akal ketiga dan seterusnya sampai ke akal kesepuluh. Akal kesepuluh menghasilkan bumi, pemikiran akal kesepuluh tidak memiliki cukup daya untuk menghasilkan akal lagi.
Melalui Teori Emanasi ini, Ibnu Sina mencoba menjelaskan hubungan antara Tuhan yang Maha Sempurna dan alam semesta yang beragam. Alam semesta dan segala sesuatu di dalamnya adalah hasil emanasi dari Tuhan, dan dengan demikian, alam semesta merupakan manifestasi dari keberadaan Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H