Mohon tunggu...
Mutiara Margaretha Yaletha
Mutiara Margaretha Yaletha Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - makhluk hidup yang menempati sepetak tanah

be myself and here i am •.• kawasan bebas polusi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prefer TekTek (Lato-Lato) atau TikTok? Kamu Tim Mana nih?

10 Januari 2023   20:52 Diperbarui: 19 Januari 2023   02:10 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Belum lama ini masyarakat Indonesia diteror dengan suara dari salah satu permainan tradisional yang kembali eksis di awal tahun 2023 ini. Yap apalagi kalau bukan permainan lato-lato. Permainan ini ramai dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa. 

Bahkan Presiden RI H. Joko Widodo dalam kunjunganya ke Subang, menyempatkan diri menjajal lato-lato bersama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Bermain lato-lato dapat menjadi sarana healing sebelum kembali melakukan aktivitas sekolah yang kerap kali memiliki jadwal yang padat.

Lato-lato terasa seru jika dimainkan bersama teman, semakin banyak yang memainkannya, semakin banyak juga suara yang dihasilkan sehingga terkadang mengganggu orang yang ingin beristirahat.

Di sisi lain, lato-lato mampu mengalihkan dan mengurangi dampak kecanduan gawai yang saat ini banyak dialami oleh anak-anak dan membuat anak banyak melakukan interaksi dengan teman sebayanya.

Seperti yang kita tahu, banyak orang tua yang tidak bisa selalu mendampingi buah hatinya, dari sinilah banyak orang tua yang memberikan gawai pada anaknya. Walaupun tujuan utama orang tua memberikan gawai adalah untuk membantu anak dalam belajar, tetapi seringkali disalahgunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat seperti bermain TikTok.

Baca juga: Naskah Short Movie

Yang menarik dari TikTok sehingga banyak digandrungi oleh anak muda zaman sekarang yakni  konsep FYP (for your page)-nya, di mana pengguna bisa terus-menerus men-scroll dengan intens hal-hal yang menarik minatnya secara konstan. Video-video pendek yang menarik minat pengguna akan terus masuk ke halaman utama dan membuat pengguna terus menonton sampai terkadang membuat penggunanya lupa waktu. Pernah  mengalaminya?

Menurut saya pribadi, lebih baik membiarkan anak bermain lato-lato daripada men-scroll TikTok. TikTok harus menggunakan kuota untuk mengakses setiap videonya dan tiap video belum tentu dapat memberikan nilai edukasi pada anak, sebagian besar diisi konten-konten viral yang sama sekali tidak memberikan manfaat, orang yang kecanduan TikTok berisiko mengalami penurunan kapasitas memori kerja dan cenderung lebih mudah mengalami depresi sampai kecemasan berlebih. Sedangkan lato-lato, mudah didapat dengan harga yang terbilang murah, dapat membuat interaksi sesama teman menjadi lebih seru, mengembangkan semangat anak untuk menguasai suatu permainan, dan melatih stimulus kemampuan metorik pada anak. 


Mengganggu atau tidaknya kebisingan yang ditimbulkan, tergantung penggunaannya. Jika penggunaannya pada waktu dan situasi yang tepat, serta dengan durasi permainan yang tidak berlebihan maka tentu tidak akan mengganggu. Artinya, orang dewasa yang lebih paham harus mengajarkan anak bagaimana caranya membagi waktu yang pas saat bermain dan jangan sampai anak melupakan aktivitas atau tugas sehari-harinya, seperti istirahat, ibadah, belajar dan lainnya.
 
Kalau itu menurut pendapatku, kalau pendapatmu gimana nih? Apakah tertarik mencoba lato-lato?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun