Mohon tunggu...
Mutiara Margaretha Yaletha
Mutiara Margaretha Yaletha Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - makhluk hidup yang menempati sepetak tanah

be myself and here i am •.• kawasan bebas polusi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal 'SKS' Yang Banyak Diterapkan Pelajar

24 Desember 2022   08:54 Diperbarui: 2 April 2023   12:21 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa kalian pernah membaca cerita rakyat tentang Asal-usul Candi Prambanan? Jadi, pada zaman dulu ada seorang pangeran bernama Bandung Bondowoso dan Putri cantik bernama Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso terpesona dengan kecantikan Roro Jonggrang dan bermaksud untuk melamarnya, tetapi lamaran itu dengan cepat di tolak oleh sang putri. Namun, dengan kegigihannya Bandung Bondowoso dapat membuat Roro Jonggrang mengalah dan mengajukan dua syarat yang salah satunya adalah ia harus membuat seribu candi dalam waktu satu malam.

Sama seperti Bandung Bondowoso yang membangun Candi Prambanan dalam waktu satu malam, begitupun dengan SKS atau yang dikenal dengan sistem kebut semalam. Kenapa SKS banyak diterapkan oleh banyak pelajar? Apakah karena metodenya yang begitu efektif? Ataukah keadaan yang memaksa pelajar melakukannya?

Jika ada orang bertanya, apa tujuan kalian belajar di sekolah? Mungkin jawaban umumnya adalah kita di sekolahkan untuk mendapat ilmu. Tapi pada realitanya, yang kita kejar di sekolah ialah nilai ujian yang sempurna, peringkat yang tinggi, dengan dalih agar semakin disayang orang tua, dapat mengungguli nilai teman yang lain, dan lain sebagainya. Dari sinilah lahir ide briliant bernama SKS (sistem kebut semalam) yang dilaksanakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya dengan mengharapkan hasil yang sebagus-bagusnya.

Orang yang menggunakan metode SKS biasanya adalah orang yang suka menunda pekerjaan. Mereka mengatakan bahwa dengan SKS akan timbul hormon adrenalin yang dapat membuat kita serasa menjadi pahlawan super karena bisa melipatgandakan cara kerja berpikir kita melebihi hari-hari biasa. Sebenarnya cara pandang ini tidak salah, karena adrenalin yang mengalir deras bisa bikin otak terasa segar untuk berpikir cepat tapi nyatanya hal ini tidak dapat berlangsung untuk waktu yang lama dan bisa menyisakan stress dan lelah yang luar biasa.

Sudah paham bukan dengan metode SKS? Pernahkah kamu melakukannya? Selain penjabaran di atas, SKS mempunyai efek samping yang tidak dipisahkan darinya. 

1. Meningkatkan resiko buruk buat tubuh kita, sudah jelas bahwa SKS dapat mengurangi jam istirahat yang seharusnya dan jika hal ini terus berlanjut itu akan menjadi kebiasaan yang akan berdampak buruk untuk tubuh kita.

2. Membuat konsentrasi belajar menurun, ketika otak kita diforsir untuk terus berpikir, bukannya mendapatkan hasil yang baik kamu malah tidak akan fokus dengan apa yang kamu kerjakan.

3. Bikin cepat lupa, begadang karena SKS akan berdampak pada daya ingat disebabkan waktu tidur yang tersita, padahal tidur di malam hari dapat menguatkan memori pada otak. Begadang hanya mengandalkan memori jangka pendek yang sifatnya sementara, begadang juga sebetulnya membuat otak lelah sehingga paginya akan sulit untuk berkonsentrasi.

Kalau sudah tau dampak negatifnya banyak banget, kenapa masih banyak orang yang suka menunda pekerjaan? Sifat menunda berawal dari mindset  "Makin jauh jaraknya dari deadline, suatu tugas akan dianggap semakin kurang penting." Akibatnya, tugas terasa belum penting kalau belum mepet deadline.
Selama ini sekolah terbiasa menilai kepintaran siswanya hanya dari nilai setiap mata pelajaran, yang dilihat hanyalah hasil jangka pendek dan bukan jangka panjangnya. Jadi wajar saja kalau pelajar juga mudah larut pada kesenangan yang bersifat sementara tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkannya.

Kehidupan sejatinya beralur maju, akan ada masalah-masalah kompleks yang harus kita hadapi dan membutuhkan kesiapan jauh-jauh hari. Tanamkan mindset untuk tidak menunda pekerjaan "Jika saya menunda pekerjaan, tuhan akan menunda kebahagiaan."

Ayah ibu pergi ke banjar
Jangan lupa beli kuota
Ayo kita giat belajar
Agar tercapai cita-cita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun