Mohon tunggu...
Mutiaraku
Mutiaraku Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Meraih mimpi bersamamu......

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bait-bait Cinta untuk Ananda

14 November 2014   23:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:48 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Maaf ya, Nak

Jika kau rasa aku terlalu keras padamu

Karena sesungguhnya hidup itu tak pernah mudah

Hidup itu keras, tak seperti dalam cerita

Tak mudah, tapi juga tak akan menyeramkan jika kau siap

Kau tak akan bisa menghadapinya dengan mudah jika yang kau tahu tentang hidup hanya indah, ada dan serba instan

Kau juga perlu mengenal perjuangan, kegagalan dan kemauan keras mengalahkan dunia

Bukan berarti aku ingin kau menderita

Tapi hidup itu tak selamanya sesuai bayanganmu

Akupun tak kan selalu ada di sisimu

Maka aku perlu yakin kau akan bisa lalui jalanmu meski tanpaku

Maafkan jika aku kau anggap tega

Aku hanya tengah mengajarimu agar tak mudah rapuh

Meski kita wanita memang mudah tersentuh

Tak ada yang tak mungkin jika kau  yakin

Kau bisa jadi besar jika kau mau

Buka sekedar pemain latar yang numpang lewat

Kau pasti bisa

Tapi, Anakku

Kau tak akan pernah mengetahui kebahagiaan hakiki jika yang kau tahu hanya ceria

Kau tak akan mengerti nikmatnya keberhasilan jika kau tinggal menerima

Engkau perlu berjuang, Nak

Maka berjuanglah

Jadilah pejuang sejati

Dan aku akan selalu menemani selagi di sini

Anakku,

Mungkin yang kulakukan ini tak sempurna benar

Tapi percayalah

Semuanya berujung pada doa agar kau menjadi wanita tegar

Yang bisa tegak menantang dunia

Yang bisa senantiasa bahagia meski kondisi papa

Senantiasa bersyukur atas pemberian apapun dariNya

Senantiasa jujur meski dunia harus hancur lebur

Senantiasa dekat dengan Sang Pencipta, meski Dajjal merajalela

Jadilah sholihah seperti doaku

Jadilah besar seperti harapku

Jadilah bidadari, penghuni surga nan abadi

Jadilah seperti namamu, Hanifah Ikbar Firdausi

Dan dari semua itu

Engkau tetaplah anakku tercinta

Yang membuatku dipanggil mama untuk yang pertama

Yang mengajariku kuat di saat napas tersendat

Yang membuatku tersenyum meski tangis telah dipelupuk

Maafkan jika bagimu aku bukan mama yang sempurna

Jakarta, 14 Nopember 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun