Seorang anak memanjat pohon rambutan. Saat asyik memetik buah rambutan yang memang menggiurkan, entah tanpa di sadari atau tidak dia menyentuh sebuah sarang semut diantara daun rambutan yang rimbun. Tak ayal lagi, karena merasa terusik, beberapa ekor semut menggerayangi tubuh si anak, sementara sebagian semut lari tunggang langgang mencari selamat (?).
Tidak tahan dengan serangan semut, si anak pun turun dari pohon rambutan itu. Namun si anak segera kembali dengan menggengam ranting kering yang menyala. Dengan penuh emosi si anak itu membakar sarang semut dan membakar semua semut yang ada di pohon rambutan itu sampai seluruh pohonnya ikut kebakar. Hmmm karena beberapa ekor semut yang menggigit si anak membakar semua semut yang ada di pohon itu hingga pohonnya pun ikut terbakar.
Bercermin dari cerita di atas, seandainya Allah tidak punya kasih yang begitu agung, tak bisa di bayangkan bagaimana nasib manusia. Di saat begitu banyak manusia yang 'nakal' Dia tetap menurunkan rahmatNya.
Jika bukan karena sifat RahmanNya, habislah kita semua. Saat 'laporan' dosa kita naik, rahmatNya tetap turun. Lalu tepatkah kita mengatakan Allah murka saat ada bencana alam?. Bukankah itu karena ulah manusianya ?. Manusia yang sudah tidak lagi bersahabat dengan alam ?. Saya kurang paham dengan seringnya dan banyaknya orang yang bilang Allah menurunkan azabNya karena murka menyaksikan ulah manusia. Ah Allah itu Maha Penyayang. Manusianya saja yang selalu di penuhi nafsu amarah, jadi dia melihat bencana alam itu sebagai ungkapan murka tuhannya. Dia mwngumpamakan rasa dirinya, saat melihat yang buatnya tidak suka maka dia marah. Saat dia di khianati maka dia marah. Saat yang di beri atau di tolong justru mencela atau menyakiti perasaannya maka dia marah.
Aaaah Allah tentu tidaklah demikian kan ?. Lihatlah betapa banyak orang yang di sebut 'pendosa' oleh sebagian lainnya tapi tetap di beri kesempatan, tetap di beri kenikmatan bahkan kemuliaan. Bukankah itu suatu tanda Dia itu Maha Pengasih ?. Diatetap mencintai umatNya dengan tanpa pamrih !. Hmmmm tapi meski begitu kita mesti tahu diri dong..
Kok kurang ajar banget ya sudah di gratisi segala kebutuhan, boro-boro balas budi, terimakasih saja tidak, eh malah berulah kurang ajar pula !
Hayooo gimana perasaan dan tindakan kita jika di duakan sama yang kita cintai ?, huuuuufh, sebel, benci, marah bahkan dendam toh?, tapi DIA tidak kan ?. Kalau yang belum 'Ndablek' masih bisa merasakan peringatan atau jeweranNya. Kalau yang sudah 'Ndablek' paling di cuekin, terserah elo mau apa, elo kan kan gak lupa bagaimana perjanjian yang tertulis di kitab Lauh Mahfudz ?!, hehehe mungkin begitu kira-kira ya...?!, hihihi emang enak di cuekin oleh tuan rumah saat bertamu ?, di ciekin ortu saja gak enak, apa lagi di cuekin tuhan ya ?
Ssssssssst , ini cuma coretan nunggu suami pulang....hehehehe
Selamat tengah malam
Mutiara
[*]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI