Pesta Imlek sudah dimulai. Suara petasan, sedari tadi, sudah sahut-menyahut tiada henti. Saya juga baru saja menghadiri pesta Imlek yang dihelat kampus kami, Huaqiao University.
Malam Tahun Baru Imlek dikenal dengan sebutan “chu xi”—yang berarti malam pergantian tahun.
Masyarakat China biasa mengisi “chu xi” dengan makan bersama keluarga. Makan bersama keluarga ini, biasa mereka sebut dengan “chi tuan yuan fan”—“tuan yuan” artinya berkumpul; bersama.
Ketika jam sudah menunjukkan pergantian tahun baru—jam 00:00—dilanjutkan dengan makan “jiaozi (pastel isi)”.
Malam pergantian tahun adalah waktu paling penting dalam perayaan Imlek. Juga, adalah waktu paling membahagiakan. Karena, malam itu, adalah malam berkumpulnya seluruh anggota keluarga—anggota keluarga yang berada di luar daerah juga datang untuk merayakan Imlek bersama.
Selain makan bersama, masyarakat China biasa mengisi “chu xi” dengan ngobrol bersama sanak famili atau menonton televisi.
Di China, ketika Imlek, di seluruh stasiun TV, serentak ditayangkan acara “chun jie lian huan wan hui (pesta menyambut Imlek)”. Acara ini terprogram oleh pemerintah. Hampir dapat dipastikan, sepanjang malam, tidak akan ada acara lain selain acara ini.
Keesokan harinya, dengan memakai baju serba baru, diisi dengan saling mengunjungi sanak famili untuk mengucapkan ucapan selamat tahun baru. Kala ini, adalah yang paling ditunggu oleh anak-anak. Karena, “hong bao (amplop merah—angpao) akan segera mengisi kantong-kantong mereka!
Imlek dirayakan pada hari pertama “zheng yue (bulan satu)” di penanggalan Tionghoa. Berakhir dengan perayaan “Yuan Xiao Jie (Hari Raya Cap Go Meh)” di tanggal lima belasnya.
