Mohon tunggu...
Basuki Wang
Basuki Wang Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Masih belajar, akan terus belajar, tak mau berhenti belajar! Tinggal sementara di Tiongkok untuk mempelajari apa saja yang bisa dipelajari di sana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Saat Imlek Ada Tradisi Menyulut Mercon? (Legenda Seputar Imlek Bagian Terakhir)

22 Januari 2012   04:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:35 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1327205412751120514

[caption id="attachment_157712" align="alignnone" width="476" caption="Bao Zhu (Petasan)"][/caption]

Merayakan tahun baru Imlek, tak lengkap rasanya tanpa ada bunyi petasan.

Petasan, dalam bahasa Mandarin, disebut bao zhu—bambu yang meledak. Dinamakan demikian, karena petasan mempunyai legenda tersendiri yang berhubungan dengan meledaknya bambu.

Legenda mengatakan, pada zaman dahulu, banyak hidup segerombolan makhluk misterius diatas rumpun bambu. Tubuh makhluk itu pendek dan hanya memiliki satu kaki.

Suatu hari, ada seorang warga yang melewati hutan bambu itu. Tiba-tiba, para makhluk misterius tersebut muncul dan merebut barang-barang yang dibawa olehnya. Orang itu tidak tinggal diam. Melawan dengan berusaha menangkapnya. Satu ekor berhasil dia tangkap.

Warga tersebut bermaksud membawa hewan yang ia tangkap itu ke kepala desa untuk dihakimi.

Di perjalanan pulang, ia bertemu dengan warga lain yang sedang berburu di hutan bambu itu. Ia bermaksud memberitahu hewan tangkapnya. Pemburu itu mengatakan, hewan tersebut namanya Nian. Sangat berbahaya jika dibiarkan begitu saja. Karena, dia akan terus keluar untuk membunuhi warga. Terutama ketika malam pergantian tahun—Imlek.

Hari mulai malam. Dua warga itu tidak bisa melanjutkan perjalanan pulang. Karena jalanan sudah mulai gelap. Mereka kemudian memilih untuk tidur di hutan.

Udara malam sangat dingin. Dua warga itu menyalakan api dengan potongan-potongan bambu untuk menghangatkan badan. Mereka terus menambahkan potongan bambu ke parapian agar udara semakin terasa hangat.

Tiba-tiba, segerombolan Nian datang menyerang. Terjadilah pertempuran.

Di tengah kekacauan itu, potongan bambu yang berada di perapian meletus. Mendengar itu, segerembolan Nian terkejut. Kemudian lari terbirit-birit.

Dua warga itu keheranan.

Potongan bambu di perapian meletus lagi seiring semakin membesarnya bara api. Nian tangkapan warga sebelumnya, terlihat sangat ketakutan.

Melihatnya, dua warga itu mulai sadar kalau bunyi letusan bambu itulah yang membuat segerombolan Nian tadi lari berhamburan.

Kemudian, karena Nian biasa keluar pada malam Imlek, warga menyulut bao zhu (bambu yang meletus—mercon) untuk mengusir Nian tersebut. Ranfang baozhu (menyulut mercon) kemudian menjadi tradisi setiap Imlek datang. Sampai sekarang.

Chun Jie Kuai Le (Selamat Tahun Baru Imlek). Wan Shi Ru Yi (Segala urusan lancar dijalani).

Baca juga legenda seputar Imlek bagian 1 dan legenda seputar Imlek bagian 2.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun