Mohon tunggu...
Mutiara AH
Mutiara AH Mohon Tunggu... -

someone who never falling doesn't know what is rissing

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Segernya Nuansa Pantai Seger, Lombok

21 Mei 2013   12:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:15 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13691147102092160286

Praya - Kulangkahkan kakiku menuju pijakan terakhir pintu mobil. Dan begitu keluar dengan spontan salah satu dari kami berteriak “Ini pantai terindah yang pernah aku kunjungi”, saat melihat hamparan putih-biru didepan mata kami. Sungguh gradasi warna yang mempesona.

Pantai yang terletak disalah satu pulau terbesar di NTB ini mempunyai pesona alam yang  membuat seger mata setiap pengunjungnya. Pantai Seger tepatnya terletak di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.

Pantai ini memiliki warna yang menawan. Perpaduan warna putih pasirnya dan warna biru terang hingga biru tua dari air lautnya. Pantai ini juga memiliki pasir yang unik. Dipinggiran laut kalian akan dibuat geli oleh pasir yang berukuran cukup besar (seperti merica), namun semakin berjalan ketengah, kita akan merasakan pasir yang sangat halus.

Saat kami berkunjung, ombaknya cukup tenang, hingga kami bisa berjalan berpijakkan pasir nan halus hingga nyaris ketengah (karena saat itu sedang surut, maka kami tak perlu takut tenggelam). Namun, bagi kalian pecinta selacar, tak perlu khawatir. Karena Pantai Seger juga terkenal dengan ombaknya yang menantang adrenalin para pencinta olahraga air, selancar.

Selain panorama yang menawan, pantai ini juga memiliki legenda. Dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan bernama Tunjung Bitu di pantai Selatan Pulau Lombok. Kerajaan tersebut diperintah Raja Tojang Beru dan permaisurinya Dewi Seranting. Mereka berdua dikaruniai seorang Putri yang cantik, cerdas, ramah dan sopan bernama Putri Mandalika.

“Jadi, saking cantiknya Putri Mandalika sampai buat para pangeran dari berbagai kerajaan ingin mempersunting Putri Mandalika.” kata salah satu rombongan kami, Ni Wayan.

“Namun, karena Putri Mandalika tidak ingin mengecewakan para pangeran dan dia ingin menghindari terjadinya peperangan, maka Putri Mandalika menceburkan dirinya ke laut.” tambah Ni Wayan.

Hingga kini, warga percaya bahwa, Putri Mandalika yang telah mengorbankan dirinya telah menjelma menjadi nyale (sejenis cacing laut) dan muncullah tradisi tahun Bau Nyale.

Acara tahunan ini biasanya akan dimeriahkan berbagai atraksi budaya, seperti drama musik kolosal yang menceritakan kisah legenda Putri Mandalika, dan juga permainan rakyat, seperti 'perisaian' (saling pukul dengan rotan dilengkapi tameng terbuat dari kulit kerbau).

Betapa indahnya alam di Indonesia. Budaya yang menarik dan sayang untuk kita acuhkan. Sudah sepantasnya kitalah yang wajib menjaga dan melestarikannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun